Ruang Ganti Stadion I Gusti Ngurah Rai Bak Koridor, Keinginan STY Soal Liga 1 Berkualitas Sulit Terwujud

- 6 Januari 2022, 17:51 WIB
Tangkap layar akun official Persebaya/
Tangkap layar akun official Persebaya/ /

GALAMEDIA - Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, mendadak jadi sorotan banyak pihak usai menggelar laga tunda Persebaya vs Bali United.

Pasalnya ruang ganti pemain di Stadion I Gusti Ngurah Rai itu 'bak koridor' sehingga dinilai banyak pihak tak layak pakai.

Hal itu membuat geram koordinator save our soccer, Akmal Marhali yang akhirnya buka suara mengenai ruang ganti pemain tak layak pakai itu.

Akmal Marhali pada awalnya menyinggung Shin Tae Yong yang menginginkan kompetisi sepak bola Tanah Air dapat mengangkat level permainan Timnas Indonesia.

Baca Juga: Jerry Massie: Zaman Soeharto Semua Menteri Berkualitas, Zaman Jokowi Hanya 30% yang Kuasai Bidang

Akan tetapi, keinginanan Shin Tae Yong itu menurut Akmal Marhali tak dapat diwujudkan dalam waktu dekat. Sebab saat ini kompetisi sepak bola di Tanah Air jauh dari kata berkualitas.

Apalagi dengan adanya kasus ruang ganti pemain yang tak layak pakai, semakin membuktikan bahwa kompetisi sepak bola di Indonesia memang tak berkelas.

"Pelatih #timnasIndonesia @shintaeyong7777 berharap kompetisi #sepakbolanasional dapat mengangkat level permainan #timnas. Tentunya, kompetisi yang berkelas dan berkualitas. Mulai dari timnya sampai fasilitas pendukungnya. Tapi, keinginan #STY tampaknya masih sulit diwujudkan dalam waktu dekat," kata Akmal dalam keterangan unggahan di akun Instagram miliknya, dikutip Galamedia, Kamis 6 Januari 2022.

Akmal kemudian menyinggung PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang memilih Bali sebagai venue series IV BRI Liga 1 musim ini.

Baca Juga: Ahok Dilaporkan ke KPK Atas Sederet Dugaan Korupsi

Menurutnya, pemilihan Bali sebagai venue series IV BRI Liga 1 sangat terkesan memaksakan, sebab banyak stadion yang tak memenuhi standar.

"PT Liga Indonesia Baru (LIB) tampaknya terlalu memaksakan menggelar putaran kedua @liga1match atau Seri ke-4 yang dipusatkan di Provinsi Bali," terangnya.

Ia pun mencontohkan, sempitnya ruang ganti pemain di Stadion I Gusti Ngurah Rai, membuktikan venue series IV di Bali tak memenuhi standar.

Selain itu, lampu stadion yang gelap dan berbayang pun menjadi bukti lain Stadion I Gusti Ngurah Rai memang tak layak pakai.

"Ruang gantinya sangat minimalis bahkan tidak muat buat para pemain. Lampu stadion juga tidak standar sehingga sangat tidak menarik melihat tayangan televisinya. Gelap dan berbayang," tuturnya.

Baca Juga: Jadi Tren, Intip Biaya Transpalasi Rambut dan Risikonya

Lebih lanjut, Akmal menyampaikan, pemilihan Bali sebagai venue series IV BRI Liga 1 musim ini terkesan asal-asalan.

Hal itu dikarenakan PT LIB tak benar-benar melakukan verifikasi terhadap kelayakan stadion-stadion yang ada di Bali.

"Ada kesan sekadar jalan karena tidak dilakukan verifikasi faktual terhadap kelayakan Stadion. Ini sangat disesalkan. #liga1indonesia yang merupakan kompetisi tertinggi digelar di lapangan yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan," pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x