Pengabdian Pada Masyarat Program Studi Pendidikan Pariwisata Kepada Guru MGMP Kabupaten Bandung Barat

- 16 Desember 2021, 22:29 WIB
Diskusi pembuatan soal oleh Bapak Andreas Suwandi S.Pd., Gr., M.Pd.
Diskusi pembuatan soal oleh Bapak Andreas Suwandi S.Pd., Gr., M.Pd. /

PARIWISATA merupakan perjalanan dari tempat tinggal menuju suatu tempat dan tinggal sementara untuk melakukan suatu kegiatan. Pariwisata mengalami perkembangan yang terus berkembang setiap tahunnya sampai pada akhirnya menjadi suatu bidang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan zaman.

Perkembangan ilmu kepariwisatan terlihat dengan adanya perubahan dan pembaharuan materi mata kuliah pada setiap perubahan kurikulum dengan tujuan agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan industri dan pembelajaran ilmu pariwisata yang perlu ditingkatkan.

Paradigma pembelajaran abad 21 mengisyaratkan bahwa seorang guru harus menggunakan teknologi digital, sarana komunikasi dan/atau jaringan yang sesuai untuk mengakses, mengelola, memadukan, mengevaluasi dan menciptakan informasi agar berfungsi dalam sebuah pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan Permendikbud no 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Salah satu isi dari standar proses adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

Berdasarkan hal di atas diharapkan guru mampu menerapakan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi termasuk mampu memanfaatkan teknologi sebagai sumber belajar dan media pembelajaran

Pada era Industri 4.0 ini memberikan tantangan yang cukup besar kepada peserta didik dan guru agar memiliki kualitas pendidikan yang baik. Dalam hal ini upaya pemerintah untuk  peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tertuang dalam Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang kebijakan implementasi Kurikulum 2013 (K13).

Di samping itu, pemerintah  telah menetapkan sekolah-sekolah pelaksana K13 yang menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik memiliki komponen 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasi. Komponen 5M tersebut merangsang peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Pematerian mengenai “Pelatihan Pembuatan Soal HOTS pada Guru Produktif di SMK Pariwisata” oleh Prof. Dr. Hj. Enok Maryani MS.
Pematerian mengenai “Pelatihan Pembuatan Soal HOTS pada Guru Produktif di SMK Pariwisata” oleh Prof. Dr. Hj. Enok Maryani MS.

Sebagai lembaga pendidikan, SMK Negeri 1 Cisarua tanggap dengan perkembangan teknologi saat ini. Dengan dukungan SDM yang dimiliki sekolah ini siap untuk berkompetisi dengan sekolah lain dalam pelayanan informasi publik.

Teknologi Informasi Web khususnya, menjadi sarana bagi SMK Negeri 1 Cisarua untuk memberi pelayanan informasi secara cepat, jelas, Akurat dan akuntable.

Terdapat enam tingkatan kemampuan berpikir, yaitu menghafal (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), ketiga kemampuan berpikir ini termasuk ke dalam kategori kemampuan berpikir rendah. Sedangkan menganalisis (analyzing), menilai (evaluating), dan mencipta (creating) termasuk ke dalam kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu sekolah yang sudah menerapkan K13, yaitu SMK Negeri 1 Cisarua yang terletak di Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Sosialisasi Peraturan Kepegawaian Bidang Mutasi Promosi dan Kinerja Bagi PNS di Pemkab Bandung Barat

Pihak sekolah sudah mulai mengembangkan system informasi manajemennya sehingga Proses Pembelajaran  dan Pengadministrasian di SMKN 1 Cisarua direncankan berbasis IT.

Dengan demikian, seluruh informasi dari pihak sekolah dapat langsung diakses oleh masyarakat umum sehingga betul-betul terwujud sistem pembelajaran dan Pengadministrasian yang modern dapat memantau langsung kemajuan Sekolah, sehingga pada akhirnya pelayanan maksimal dapat diberikan oleh Sekolah dalam mewujudkan Visi Misi Pendidikan Nasional. Dalam  perkembangannya  sekolah berkomitmen  dengan  perubahan  dan  peningkatan  mutu. 

Komitmen  peningkatan mutu  diaktualisasikan  dengan  penerapan  sistem  manajemen  mutu  ISO  9001–2008 pada tangal 1 Desember 2008.

SMKN 1 Cisarua dilengkapi dengan berbagai jenis sarana, fasilitas dan media pendidikan yang digunakan untuk menunjang kelancaran proses pembelajarannya. Adapun kelengkapan tersebut dibagi menjadi empat kelompok, yaitu (1) Ruang Kelas, (2) Ruang Praktek, dan (3) Ruang/Areal Penunjang Pendidikan.

Baca Juga: Pemkab Bandung Barat Kembali Raih Predikat 'Baik' Anugrah Meritokrasi Tahun 2021

Ketiga kelompok tersebut dibangun dan disiapkan untuk mendukung kegiatan seluruh program pendidikan yang ada, baik secara menyeluruh maupun khusus untuk program jurusan tertentu, dengan penjelasan sebagai berikut:

  1. Ruang Kelas : Seluruh ruang kelas yang tersedia saat ini berjumlah 12 ruang dengan kapasitas masing-masing ruang kelas yang bervariasi antara 30 sampai dengan 40 orang. Setiap Ruang Kelas dilengkapi Air Conditioner (AC) dan Projector yang digunakan untuk berbagai kegiatan pembelajaran teori, seminar, dan sejenisnya bagi seluruh program pendidikan yang ada, serta audio speaker untuk pembelajaran listening.
  2. Ruang Praktek Housekeeping : Ruang Praktek Housekeeping terdiri dari 1 (satu) Model Room yang dilengkapi sesuai dengan standar hotel, 1 (satu) ruang Public Area, 1 (satu) ruang besar untuk penataan kamar, 1 (satu) ruang store room dan 1 (satu) ruang Binatu.
  3. Ruang Praktek Komputer Umum : Ruang Praktek komputer Umum dilengkapi dengan 35 unit komputer dengan program-program aplikasi penunjang praktek komputer siswa.

Untuk mendukung pelaksanaan K13 dan KBM tercapai secara optimal diperlukan media pembelajaran sebagai alat bantu dan pemberian soal-soal berbasiskan pada High Order Thinking Skills atau dikenal sebagai HOTS dalam proses pembelajaran. High Order Thinking Skills merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian. Tujuan utama dari High Order Thinking Skills (HOTS) adalah bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks.

Melalui pelatihan penilaian dan media pembelajaran terkait dengan HOTS kepada para guru di SMKN 1 Cisarua diharapkan dapat memberikan peningkatan kemampuan guru tersebut dalam proses pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan peserta didik untuk berpikir kritis dan peningkatan mutu Pendidikan.

***

Penulis:

Andreas Suwandi, S.Pd.,M.Pd

Pendidikan Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia

[email protected]

DISCLAIMER: Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x