Eksistensi Wanita Dalam Birokrasi di Era Modern

- 26 Desember 2022, 13:19 WIB
Rifqi Abdul Aziz
Rifqi Abdul Aziz /dok.pribadi/

 GALAMEDIANEWS - Wanita merupakan sosok penting dalam kehidupan, bukan saja melahirkan dan sebagai madrasah bagi semua anaknya, wanita juga berperan besar dalam sebuah tata kelola organisasi.

Kini wanita sudah mampu mengemban otoritas dengan kekuasaan yang setara dengan pria dalam sebuah organisasi.

Kepemimpinan dibawah seorang wanita lazim ditemukan di era modern.

Kesetaraan gender berhasil mengeluarkan wanita dari batasan batasan yang berlaku di masa lampau.

Kekuasaan yang dijalankan oleh seorang wanita tentunya dibarengi dengan spesialisasi yang diperoleh melalui pendidikan dan keahlian dimiliki.

Baca Juga: Hedon VS Kenyataan Hidup Dalam Masyarakat Indonesia dan Tips Mengatasinya

Dilansir dari sebuah artikel yang di terbitkan dalam kanal berita zurich, salah satu sifat wanita adalah melihat sebuah realitas dengan menggunakan sebuah perasaan, maka kerap kali wanita selalu dilibatkan dalam proses pembuatan regulasi di dalam sebuah organisasi dengan permainan perasaan terlepas dari pemikiran pria yang melihat realitas dengan pengukuran logika.

Menilik ke belakang sosok wanita selalu di kaitkan dengan “dapur, sumur, kasur”, wanita selalu di bungkam dari dunia luas, di Indonesia sendiri masih lumrah kita melihat penindasan terhadap wanita, merendahkan kaum wanita seperti tindakan KDRT masih sering ditemukan.

Penindasan terhadap wanita yang terus bergulir menganggap Wanita tak berdaya.

Dalam sebuah organisasi pun masih banyak ditemukan bahwa perempuan lebih jarang mendapatkan promosi jabatan dibanding pria.

Masih ditemukan pula terdapat benteng dalam sebuah organisasi yang membuat perempuan segan untuk berkomunikasi dan nego akan gaji.

Ketika wanita secara sukarela mengkomunikasikan saran, kekhawatiran, informasi tentang masalah, atau pendapat yang berhubungan dengan pekerjaan kepada seseorang di posisi organisasi yang lebih tinggi, wanita terkadang lebih dipandang sebelah mata karena kuatnya sistem patriarki dalam organisasi.

Baca Juga: Temani Liburan Natal dan Tahun Baru, Film Glass Onion A Knives Out Mystery Tayang di Netflix, Intip Sinopsis

Padahal banyak risiko ketika wanita menahan masukan tersebut, mereka menunjukkan kebisuan dan merampas informasi yang sebenarnya berpotensi berguna dari organisasi mereka.

Namun, banyak perempuan telah menunjukkan perlawanan terhadap penindasan.

Sistem patriarki di dalam organisasi dimana menempatkan pria sebagai puncak teratas dalam organisasi kini mulai berubah dan bervariasi dengan hadirnya wanita dalam organisasi, wanita mulai bersuara.

Perlawanan oleh perempuan dewasa ini gencar dilakukan melalui pendidikan dan kompetensi yang ditekuni, wanita berlomba untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Mendapatkan pendidikan yang tinggi dan keahlian yang mumpuni guna menghadapi persaingan di dalam organisasi. 

Laporan Badan Pusat Statistik melalui survey yang dilakukannya pada tahun 2021 menunjukkan, presentase perempuan berusia 15 tahun ke atas yang memiliki ijazah perguruan tinggi lebih banyak daripada penduduk laki-laki.

Ilutrasi
Ilutrasi

Semangat tinggi para wanita untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi patut di apresiasi dengan memberikan peluang kepada perempuan untuk menempati posisi dalam sebuah organisasi tanpa melihat perbedaan gender.

Wanita harus mempunyai kemandirian, kreatif, dan memiliki kemampuan untuk membela diri. Wanita merupakan objek yang rentan akan kekerasan, entah dalam bentuk pelecehan secara fisik dan psikis.

Melihat hal tersebut dapat terjadi kapan dan dimana pun, wanita harus memilini tindakan preventif dengan menguasai cara membela diri.

Keterampilan mengelola keuangan dan mengatur waktu harus dimilik oleh seorang wanita, posisi wanita dalam organisasi yang dibarengi dengan perannya menjadi seoran ibu yang mempunyai tanggung jawab dalam mengurus anak dan kantor menjadikan wanita harus mampu memiliki time management yang baik, hal ini berkaitan dengan pembagian tanggung jawab seorang wanita di berbagai posisi.

Baca Juga: JADWAL HARI INI Piala AFF 2022 Mitsubishi Electric Cup Indonesia vs Brunei, Skuad Garuda Wajib Menang Besar!

Wanita harus mempunyai keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik.

Patut dipahami bahwa komunikasi dalam sebuah dialog selalu berjalan dua arah, dengan sifat wanita yang lebih dominan dalam berkomunikasi harus melihat dan menganalisa apakah lawan bicara mempunyai interest dan pandai mengengarkan sebuah dialog.

Hal tersebut memungkinkan pesan tersampaikan dengan baik. Peran wanita amat besar, menghargai dan mendorong wanita untuk maju dengan kesetaraan gender dalam segala bidang harus selalu di terapkan.

Stop diskriminasi gender yang dapat membuat krisis kemandirian dan percaya diri. 

Pengirim :

Rifqi Abdul Aziz (Mahasiswa Doktor Ilmu Komunikasi FISIP UNS)

DISCLAIMER: Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.***

 

Editor: Fasya Askanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x