Sang Legenda Cliff Burton Akan Tetap Hidup di Hati 'Metal Militia'

23 Februari 2022, 14:12 WIB
Cliff Burton//instagram.com/cliffburtonofficial /

GALAMEDIA - Tahun 1986, Band cadas Metallica sedang di puncak kariernya. Dua album mereka Kill ‘Em All, Ride the Lightning dan Master of Puppets laris manis di pasaran.

Formasi kuartet vokalis dan gitaris James Hetfield, gitaris Kirk Hammett, drummer Lars Ulrich dan bassist Cliff Burton menjadi jaminan band ini akan menjadi yang terbesar di dunia musik metal.

Namun pada tahun itu juga mereka kehilangan bassit mereka, Cliff Burton yang tewas dalam kecelakaan bus pada, 27 September 1986.

Meninggalnya Cliff Burton meninggalkan luka dalam bagi para keluarga, penggemar dan rekan-rekan musisinya.

Master of Puppets jadi warisan tak terlupakan yang ditinggalkan Burton. Album itu memperdengarkan gaya permainan bass yang cukup beda pada saat itu.

Burton mengeksplorasi permainan bass tradisional menjadi variatif dengan unsur melodi yang biasanya menjadi santapan gitaris melodi. Album ini sukses terjual lebih dari enam juta kopi di seluruh dunia. Jadwal Metallica pun semakin padat.

Baca Juga: Calon Kuat Kepala Otorita IKN Nusantara Ternyata Jebolan ITB, Begini Rekam Jejak dan Prestasinya

Selama di Eropa yang menyokong album Master of Puppets, anggota band komplain tentang ruang tidur di bus tur mereka yang kurang nyaman dan tidak memuaskan. Mereka sering melakukan undian untuk memilih ruang tidur yang paling nyaman dan luas.

Cliff_Burton//instagram.com/frank01_63

Tanggal 26 September 1986 mereka mengundi dengan mencabut kartu. Yang kartunya tertinggi berhak memilih pertama.

Cliff Burton mendapatkan kartu as sekop, kartu tertinggi, dan memilih ruang tidur milik Kirk Hammett, yang kemudian memilih tidur di depan, dekat sopir.

"Oke tidak masalah, silakan tidur di tempat saya. Saya akan tidur di depan, mungkin lebih baik," kata Hammett menceritakan kejadian itu, seperti dilansir dari UltimateClassicRock.com.

Menjelang jam 7 pagi tanggal 27 September 1986, saat semua anggota band tidur. Bus tergelincir keluar jalan dan jatuh ke samping, mendarat di rerumputan Ljungby Municipality, dekat Dorarp di wilayah pedesaan selatan Swedia.

Malangnya, Cliff Burton terlempar keluar jendela bus yang kemudian menimpa tubuhnya. Nyawanya pun tak tertolong.

Upaya penyelamatan dilakukan dengan mengangkat bus menggunakan crane. Lagi-lagi bencana terjadi, crane tergelincir dan bus yang tengah diangkat terjatuh, menghujam tubuh Burton untuk kedua kalinya.

Vokalis James Hetfield kemudian menyusuri jalan itu dengan mengenakan kaus kaki dan pakaian dalam saja, mencari apakah benar perkataan sopir bahwa terdapat lapisan es tipis di permukaan jalan yang membuat mereka tergelincir.

Hetfield tidak menemukan adanya lapisan es. Dia menduga bahwa sopir itu mabuk atau mengantuk dan tidak dapat mengendalikan bus dengan baik.

Siapakah Cliff Burton?
Cliff Burton atau lengkapnya Clifford Lee Burton lahir di Castro Valley, California 10 Februari 1962. Bakat musik Cliff Burton tampak ketika ayahnya memperkenalkan musik klasik. Dan setelah itu Cliff pun mulai kursus piano.

Sejak remaja, Cliff sudah tertarik dengan musik rock klasik sampai heavy metal. Mulai bermain bass pada usia 13. "Aku akan menjadi bassist terbaik untuk adikku, " janji Cliff saat adiknya meninggal.

Baca Juga: Profil Lengkap Bambang Susantono yang Disebut Calon Kuat Kepala Otorita IKN Nusantara

Ia berlatih sampai enam jam per-hari (bahkan saat bergabung di Metallica kelak). Wawasan musik Cliff sangat beragam. Gak cuman klasik dan jazz tapi juga southern rock (genre musik rock khas dari Amerika Utara) sampai country, blues bahkan punk.

Cliff sangat mengidolakan band punk, Misfits, sampai harus men-tatto lengan kanannya dengan logo Misfits. Sering kali Cliff konser dengan memakai kaos tengkorak logo khas Misfit.

Saat masih sekolah di Castro Valley High School, Cliff membentuk band pertamanya, EZ-Street. Nama itu berasal dari sebuah bar topless di Bay Area.

Anggota lain dari band ini adalah gitaris Faith No More Jim “Fatso” Martin, serta drummer Mike Bordin yang nantinya juga drummer Faith No More dan band Ozzy Osbourne.

Cliff dan Martin kembali berkolaborasi ketika mereka satu kampus di Chabot College in Hayward, California. Band kedua mereka, Agents of Misfortune, mengikuti sebuah kontes. Cliff terpilih menjadi pemain bass terbaik di kontes tersebut.

Terpilih jadi yang terbaik membuat banyak band mengincar Cliff untuk bergabung dengan mereka. Ia akhirnya memilih Trauma. Bersama band ini, Cliff merekam lagu ‘Such A Shame’ dan masuk dalam album ompilasi Metal Massacre 2.

Tahun 1982 band ini bermain di club Whiskey A Go-Go Los Angeles. Di antara para penonton terdapat James Hetfield dan Lars Ulrich yang memang mencari bassist baru untuk Metallica.

Bergabung dengan Metallica
Ketertarikan James Hatfield kepada Cliff Burton berawal dari suara dengung bass yang beberapa kali dimainkan saat bandnya Trauma main di atas panggung. James mengaku suara itu membuatnya kagum. Kepada Lars Ulirch, James menyebut suara itu ‘amazing shredding”.

Mendapat penawaran ini, Cliff tidak serta merta menerimanya. Ia tak mau pindah ke Los Angeles. Ia mau bergabung sama Metallica asalkan markasnya pindah ke San Francisco Bay Area.

Karena keinginan kuat merekrut Burton, beberapa saat kemudian Metallica memindahkan markas dari LA ke El Cerrito, Bay Area, kota di pesisir San Francisco.

Baca Juga: Sederhana, Begini Tips Jitu Agar Otak Menjadi Lebih Pintar, Nomor 5 Sering Dilakukan Lho!

Cliff terlibat dalam proses rekaman album pertama Metallica Kill ‘Em All. Mereka awalnya mengajukan judul album pertama ini Metal Up Your Ass. Cover albumnya seram dengan gambar tangan memegang pisau keluar dari lubang toilet.

Pihak distributor jelas menolaknya. Mendengar hal itu Cliff berkomentar: “We should just kill ‘em all, man.”

Cliff seorang sosok yang unik dan pekerja keras. Ia sebenarnya lahir untuk bekerja di panggung. Flemming Rasmussen, sound engineer Metallica, mengaku untuk membuat Cliff nyaman saat rekaman album, ia harus membuat dua ruangan khusus.

Satu berisi Cliff sendirian dan speaker di ruang lain. Hal ini membuat Cliff merasa di atas panggung saat rekaman.

Jenazah Burton kemudian dikremasi. Abunya disebar di Maxwell Ranch di California. Lagu Orion dari Metallica dibawakan dalam upacara penyebaran abu itu.

Sebuah nisan peringatan dibuat di kawasan itu, bertuliskan tanggal lahir dan kematian Burton, serta penggalan lirik lagu To Live Is To Die, “Cannot the kingdom of salvation take me home.”

Memori Sang Legenda
Jenazah Burton kemudian dikremasi. Abunya disebar di Maxwell Ranch di California. Lagu Orion dari Metallica dibawakan dalam upacara penyebaran abu itu.

Sebuah nisan peringatan dibuat di kawasan itu, bertuliskan tanggal lahir dan kematian Burton, serta penggalan lirik lagu To Live Is To Die, “Cannot the kingdom of salvation take me home.”

Rekan-rekan Burton menanggapi tragedi ini dengan berbagai cara. Mantan gitaris Metallica, Dave Mustaine, menulis lagu berjudul In My Darkest Hour untuk grup musiknya, Megadeth.
Lagu itu ditulis setelah Mustaine mendengar kabar kematian Burton. Sedangkan grup musik Anthrax mendedikasikan album Among the Living untuk Burton.

Dan, pada 4 April 2009, Burton dilantik masuk ke dalam jajaran Rock and Roll Hall of Fame sebagai personel Metallica.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler