Network
Para preman lari, lalu Dewa menghampiri Nana. Nana tanya apa suaminya tersebut baik-baik saja. Dewa menggandeng Nana dan berjalan ke halte.
Nana bingung karena Dewa tidak mau naik angkot, tapi kali itu mereka menunggu angkot datang.
Mereka naik angkot warna biru. Dewa dan Nana duduk bersebelahan. Dewa marah ke Nana karena meninggalkan dirinya yang tengah kehabisan bensin, padahal sudah tahu kalau Nana punya suami yang gengsian.
Nana tersenyum mendengar perkataan Dewa. Ia minta maaf dan bilang bahwa dia baru tahu kalau punya suami yang gengsian.
Baca Juga: Gempa Blitar Sebabkan 30 Rumah di Malang Alami Kerusakan
Nana meraih tangan Dewa dan menggenggamnya. Dewa melepas tangan Nana. Nana mengatakan kalau Dewa harus memegang tangannya agar tidak hilang.
Dewa nurut dan menggenggam tangan Nana. Saat itu Nana berkata pada suaminya itu bahwa sebenarnya suaminya ingin naik angkot bareng dengan dirinya, namun terlalu gengsi untuk mengatakan.
Dewa tidak mau mengakui. Nana melanjutkan obrolan dengan mengingat saat pertama kali mereka naik angkot bersama.
Dewa bilang agar tidak usah diingat. Nana tidak peduli dan melanjutkan ceritanya. Ia mengenang pertama kali Nana dan Dewa naik angkot saat sedang marahan seperti saat ini.
Baca Juga: Israel dan Palestina Gencatan Senjata, Anis Matta: Palestina Memenangi Pertempuran
