Tsunami Raksasa 80 Meter Pernah Terjadi di Indonesia, Waspada Makhluk Ini Jadi Pertanda Gempa dan Tsunami

18 Februari 2022, 18:34 WIB
Ilustrasi Tsunami. Tsunami Raksasa 80 Meter Pernah Terjadi di Indonesia, Waspada Muncul Makhluk Ini Jadi Pertanda Gempa dan Tsunami. /Pexels/GEORGE DESIPRIS

GALAMEDIA - Tsunami raksasa 80 meter pernah terjadi di Indonesia dan menyapu Pulau Ambon dan Pulau Seram, yang termasuk wilayah Indonesia saat ini.

Peristiwa tsunami raksasa tersebut menimpa Hila dan Lima di Pulau Ambon dan Pulau Seram.

Berdasarkan berbagai sumber, akibat peristiwa tersebut, sebanyak 2.322 orang dinyatakan tewas.

Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tsunami yang paling besar yang pernah terjadi di dunia.

Peristiwa tsunami raksasa yang menyapu Pulau Ambon dan Pulau Seram itu terjadi pada 17 Februari 1674.

Baca Juga: 'Bela' Khalid Basalamah Soal Wayang Haram, Dedi Mulyadi: Kalau Cuma Bisa Mengecam Tidak Ada Artinya

Baca Juga: Tsunami Raksasa 80 Meter Menyapu Pulau Ambon dan Pulau Seram, Ribuan Orang Tewas, Sejarah 17 Februari

Namun tahukah Anda, ternyata ada tanda-tanda yang muncul sebelum gempa dan tsunami terjadi.

Banyak orang percaya, kemunculan ikan oarfish kerap dikaitan dengan bakal terjadinya gempa besar dan tsunami. Soalnya ikan merupakan biota laut yang tinggal di laut dalam.

Menurut cerita rakyat Jepang ketika ikan perak panjang seperti ular ini muncul dari kedalaman, gempa bumi besar akan segera terjadi.

Namun para peneliti Jepang yang meneliti dari tahun 1928 tidak dapat menemukan korelasi apa pun antara penampakan oarfish dan gempa bumi besar.

"Orang hampir tidak dapat memastikan hubungan antara kedua fenomena tersebut," tulis ahli gempa Yoshiaki Orihara dan rekan-rekannya dalam makalahnya di Bulletin of the Seismological Society of America, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, beberapa ilmuwan telah mencoba menjelaskan legenda tersebut dengan menyatakan bahwa pergerakan lempeng tektonik dapat menghasilkan arus elektromagnetik yang mendorong oarfish dan pembengkakan laut dalam lainnya, seperti dealfish, ribbonfish, dan unicorn creshfish, ke perairan dangkal.

Baca Juga: Mensos Risma Minta BPBD dan Bupati Siapkan Fasilitas Isolasi Terpusat Pasien Covid-19 di Desa Tangguh Bencana

Oarfish hidup sekitar 200 meter (650 kaki) di bagian utara Pasifik dan Samudra Hindia, dan para ilmuwan percaya bahwa mereka bermigrasi ke Laut Jepang di Arus Tsushima.

Tetapi Orihara dan rekan-rekannya mengatakan ular laut ini tidak memprediksi gempa bumi.

"Di surat kabar lokal domestik Jepang, kemunculan seperti itu sering diberitakan karena kemunculan yang jarang, bisa menarik pembaca," tulis mereka.

Secara keseluruhan, Orihara dan rekan-rekannya menemukan 336 penampakan ikan laut dalam di Jepang antara November 1928 dan Maret 2011.

Tetapi tidak satupun dari penampakan itu terjadi dalam waktu 30 hari setelah gempa bumi dengan kekuatan 7,0 atau lebih besar.

Orihara dan rekan-rekannya juga tidak dapat menemukan laporan tentang gempa berkekuatan 6,0 atau lebih besar yang terjadi dalam 10 hari setelah penampakan ikan di laut dalam.

Sebuah laporan dari Daily Telegraph menyebutkan bahwa kemunculan lebih dari selusin oarfish di Jepang diikuti oleh gempa bumi yang merusak di Chile, Haiti, dan Taiwan bagian selatan.

Baca Juga: Jerinx SID Dituntut 2 Tahun Penjara, Dinilai Bersalah Mengancam Adam Deni

"Di zaman kuno, orang Jepang percaya bahwa ikan memperingatkan gempa bumi yang akan datang, terutama ikan lele," kata Hiroshi Tajihi, wakil direktur Pusat Gempa Kobe, dalam laporan yang sama dari Daily Telegraph.

Tajihi, bagaimanapun, mengatakan tidak ada hubungan ilmiah antara penampakan itu dan gempa bumi. "Ini hanyalah takhayul lama," katanya.

Para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda, tetapi sejauh menyangkut ahli seismologi, diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan bahwa oarfish dapat memprediksi gempa bumi.

Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina juga mengatakan belum ada instrumen ilmiah yang dapat memprediksi kapan gempa akan terjadi.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Oarfish, yang sering disalahartikan sebagai ular laut, memang langka tetapi dapat ditemukan di daerah dengan perairan tropis dan subtropis. Makhluk itu hidup di dekat dasar laut sekitar 3.000 kaki.

NOAA mengatakan bahwa tidak banyak yang diketahui tentang kebiasaan dan kehidupan oarfish, tetapi sebagian besar muncul ke permukaan saat terluka atau sekarat. Dengan kata lain, ikan naik ke permukaan saat hendak mati.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler