Contoh Khutbah Jumat Singkat Bulan Syawal: Wasiat Setelah Ramadhan

6 Mei 2022, 06:20 WIB
Contoh Khutbah Jumat Singkat Bulan Syawal: Wasiat Setelah Ramadhan /pexels.com/pixabay.

GALAMEDIA - Setelah bulan suci Ramadhan, masuklah kita pada bulan Syawal. Di bulan Syawal ini umat muslim sepatutnya istiqomah dengan ibadah yang telah dikerjakannya selama bulan Ramadhan.

Dilansir dari ngaji.id, berikut contoh khutbah Jumat singkat di bulan Syawal mengenai wasiat setelah Ramadhan.

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala Alihi wa Ashabihi Ajma’in

Ikhwatal Islam di manapun antum berada, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga antum semuanya.

Baca Juga: INFO MUDIK TERKINI: GT Halim Masih Lancar Jaya, Kepadatan Diprediksi Terjadi Pada Minggu, 8 Mei 2022

Baru saja kita meninggalkan bulan suci Ramadhan, bulan yang indah tentunya bagi semuanya. Dan kita sekarang berada di bulan Syawal. Maka pada kesempatan kali ini ada tiga hal yang ingin kita sampaikan setelah kita melepas bersama bulan Ramadhan.

1. Bersyukur kepada Allah

Saya mengajak kepada diri sendiri dan juga para saudara sekalian untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas disempurnakannya ibadah kita, الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُز (Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat). Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan di dalam Al-Qur’an:

..وَلِتُكَبِّرُوا اللَّـهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan supaya kalian menyempurnakan jumlah bilangan berpuasa di bulan Ramadhan dan supaya kalian mengagungkan Allah (bertakbir) dan supaya kalian bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)

Maka kalau bukan karena Allah, niscaya kita tidak bisa menjalankan ibadah di bulan Ramadhan sebagaimana mestinya. Maka kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat disempurnakan berbagai ibadah yang mulia di bulan Ramadhan seperti berpuasa yang wajib, kemudian shalat Tarawih, membaca Al-Qur’an dan lain-lain.

Baca Juga: POLISI PASRAH, Kemacetan di Masa Puncak Arus Balik Tak Terhindarkan

2. Meminta qobulul amal

Marilah kita bersama-sama meminta dengan sungguh-sungguh kepada Allah ‘Azza wa Jalla supaya Allah menerima amal ibadah yang sudah kita lakukan. Meminta qobulul amal. Karena amalan yang diterima itulah yang akan bermanfaat bagi kita di akhirat. Banyaknya amal yang kita lakukan selama di bulan Ramadhan, kalau tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak bermanfaat bagi diri kita. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam -diantara dzikir pagi yang beliau ajarkan kepada kita setelah shalat subuh- mengatakan:

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, dan rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” (Musnad Imam Ahmad, 6/322; Sunan Ibnu Majah, no. 925)

Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam dan Nabi Ismail ‘Alaihis Salam berdoa kepada Allah:

…تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Wahai Rabb kami, terimalah dari kami. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah[2]: 127)

Maka kita minta kepada Allah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal ibadah yang kita lakukan dan menjadikan ibadah-ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan dan juga ibadah yang lain, ini menjadi hasanah, menjadi pahala, menjadi ganjaran bagi kita di hari kiamat.

Baca Juga: Andy Murray Mundur dari Madrid Open Saat Hendak Melawan Novak Djokovic

3. Memohon ampun kepada Allah

Saya mengajak kepada diri sendiri dan juga kepada saudara kami di manapun dia berada (untuk) senantiasa memohon ampun kepada Allah dan beristighfar atas segala kekurangan yang ada. Bagaimanapun kita sudah berusaha melakukan amal shalih di bulan Ramadhan, berusaha semaksimal mungkin, sebanyak mungkin, seikhlas mungkin, tapi tentunya di sana ada kekurangan.

Maka pada kesempatan selanjutnya kita senantiasa beristighfar dan memohon kepada Allah semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa kita dan menutupi kekurangan kita dan menerima amal ibadah kita meskipun penuh di dalamnya dengan kekurangan.

4. Istiqomah menjaga ketaatan

Istiqomah menjaga ketaatan setelah bulan Ramadhan ini. Jangan sampai seseorang hanya mendekatkan diri kepada Allah hanya di bulan Ramadhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah Rabb kita di bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan yang lain.

Maka di bulan Syawal ini dan juga di bulan-bulan seterusnya, senantiasa kita menjaga amal ibadah dan ketaatan yang sudah kita lakukan.

Alhamdulillah.. di sana banyak amal-amal shalih, di sana banyak ibadah yang bisa di lakukan. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

Baca Juga: Muncul Varian Baru Covid-19, Vaksin Masih Efektif? WHO Angkat Bicara

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴿٩٩﴾

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr[15]: 99)

Jadi beribadah kepada Allah tidak dibatasi dengan bulan tertentu, dengan waktutertentu, dengan tempat tertentu, tetapi dibatasi dengan kematian. Kalau sudah mati, sudah.

انقطَعَ عمَلُهُ

“Terputus amalannya.”

Tapi selama nyawa ini masih dikandung badan, maka hendaklah kita terus menjaga istiqomah kita dan ketaatan kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla, menjaga shalat berjamaah, menjaga puasa, bersilaturahim, memiliki wirid berupa Al-Qur’an yang dibaca setiap hari, bersedekah, ini bukan hanya di bulan Ramadhan saja. Tapi di bulan-bulan yang lain kita juga dituntut untuk istiqomah menjaga ketaatan kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Wabillahi taufiq wal hidayah..

Wassalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh.***

 

Editor: Annisa Nur Fadillah

Tags

Terkini

Terpopuler