Jangan Berputus Asa Dengan Rahmat Allah SWT, Teruslah Berdoa

1 Desember 2022, 20:12 WIB
Ilustrasi. Jangan berputusa asa pada Rahmat Allah, teruslah berdoa. /UNSPLASH/Masjid MABA


GALAMEDIANEWS - Doa adalah sebuah permohonan atau permintaan kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman yang artinya, "Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (dengan berdoá) akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." [QS. Ghafir : 60].

Jadi, berdoa adalah salah satu perintah Allah. Berarti berdoá adalah ibadah.

Orang yang tak mau berdoá justru dicap oleh Allah sebagai orang yang sombong dan terancam masuk neraka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Manusia kerap menggunakan nalar kita dalam mengukur kehidupan.

Akibat miskin ia tak mau berdoá agar dirinya menjadi pengusaha yang kaya. Soalnya menjadi pengusaha, modal saja tidak punya. Ini kekeliruan pola pikir manusia. Seolah-olah Allah SWT tak mampu menolongnya menjadi orang kaya.

Baca Juga: Jangan Galau Saat Ditimpa Masalah, Amalkan Doa Berikut Agar Diberi Kekuatan Menghadapinya

Nabi Zakariya yang berusia lanjut dan isterinya mandul. Secara nalar mereka mustahi mempunyai anak. Namun Nabi Zakariya pun tidak berdoá.

Dalam kondisi yang sudah tua namun dalam dirinya ada keyakinan yang kuat atas kekuatan dan kasih sayang Allah yang akan mengabulkan doánya, maka dengan penuh keyakinan ia pun berdoa:

رَبِّ هَبْ لى‏ مِنْ لَدُنْكَ ذُرِيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَميعُ الدُّعاء

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.[QS. 3 Ali Imran: 38]

Perlu kita yakini bahwa Allah tak pernah mengingkari janji. Kalau Dia berjanji akan mengabulkan doá hambanya, maka hal tersebut pasti ditepati.

Ternyata benar, ketika Nabi Zakaria berdoa, maka saat itu juga do’ä Zakariya dikabulkan langsung oleh Allah.

Allah mengkisahkan hal ini di ayat selanjutnya, ”Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab, "Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang saleh."(QS. 3 Ali Imran 39)

Baca Juga: Malam Jumat Baca SURAT YASIN Ayat 1-83, Teks Lengkap Tulisan Arab, Latin serta Terjemahan Bahasa Indonesia

Doánya yang dikabulkan secara langsung saat itu juga membuat Nabi Zakaria kaget dan seolah tak percaya. Sebab ketika ia dan isterinya masih muda saja susah mendapatkan anak.

Kenapa di usia yang sudah tua akan punya anak. Apalagi isterinya adalah seorang yang mandul. Karena sudah tua kita bisa memperkirakan sudah monopous. Sehingga mustahil dan tidak masuk akal kalau mereka akan punya anak.

Karena mustahil tersebut maka Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?" Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ali Imran 40).

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita, ternyata bagi Allah sangat mudah untuk mematahkan kemustahilan. Hal-hal yang luar biasa dapat Allah berikan kepada siapa saja. Bagi-Nya tidak ada yang sulit, ‘Allah berbuat apa yang Dia kehendaki’.

Kisah tersebut Allah sampaikan dalam Al Qurán agar menjadi pelajaran kita semua. Banyak kisah dari hal yang mustahil, namun Allah mementahkan kemustahilan. Api terasa dingin ketika Nabi Ibrahim dilempar ke dalamnya. Laut dapat terbelah ketika Musa akan menyeberang. Dan mungkin banyak kisah yang kita dengar.

Maka pesan yang kita petik, Janganlah berputus asa dengan rahmat Allah. Bercita-citalah setinggi langit. Allah akan mengabulkannya.

Baca Juga: Apakah JERMAN Lolos ke 16 Besar Piala Dunia 2022 atau Mengulang Nasib Buruk di Rusia 2018?

Bangunlah keyakinan kalau Allah akan menolong. Bangunlah rasa percaya diri yang akan mendorong untuk maju dan berkembang.

Namun kita jangan takabur seperti Firáun. Dia tak mau bersandar kepada Allah, apalagi berdoá kepada-Nya.

Maka ketika orang melihat kekuasaan Firáun di atas segalanya, dan seolah mustahil dapat runtuh, ternyata bagi Allah mudah. Cukup dengan menenggelamkan Firáun kemustahilan dari keruntuhan tersebut berakhir.***

Editor: Shiddik Zaenudin

Tags

Terkini

Terpopuler