100 Tahun Fatmawati. Perempuan yang Sangat Berperan Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Sebesar Apa Perann

11 Februari 2023, 14:18 WIB
Mengenang satu abad ibu hj. Fatmawati Soekarno /Lingkar Madiun pikiran rakyat/

GALAMEDIANEWS - Nama Fatmawati lekat dengan bendera pusaka merah putih yang dikibarkan saat kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

 

Bendera yang terbuat dari katun Jepang ini dijahit sendiri oleh Fatmawati selama masa kehamilannya yang panjang, menanti kelahiran Guntur Soekarnoputra. Kain katun tersebut awalnya diberikan kepadanya oleh seorang perwira Jepang yang ditugaskan oleh Kepala Bagian Propaganda Gunseikanbu untuk membuat pakaian anak dari kain tersebut.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, Ibu Fatmawati memegang bendera Merah Putih pertama kali sebagai simbol dari kemerdekaan Indonesia. Foto tersebut menjadi simbol nasional bagi bangsa Indonesia dan menunjukkan kontribusinya dalam memperjuangkan kemerdekaan negara.

Selain itu, istri Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, memainkan peran penting dalam kehidupan nasional. Beliau lahir pada tanggal 5 Februari 1923 dengan nama Fatima. Ia adalah putri tunggal dari pasangan Hasan Din dan Siti Chadia, tokoh-tokoh penting Islam di Bengkulu.

Bukan saja seorang yang menjahit bendera merah putih. Beliau memiliki sejarah yang luar biasa dalam perjuangan Indonesia, tidak hanya sebagai Ibu Negara," kata Giwo Rubianto Wiyogo, Presiden Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Baca Juga: Kemerdekaan Pers Sebagai Ukuran Peradaban Sebuah Bangsa

Baca Juga: Contoh Teks Singkat Sambutan Acara Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77 17 Agustus 2022

Tokoh Sentral Pendukung Kemerdekaan

 

Beliau memainkan peran penting dalam kemerdekaan Indonesia, jelas Giwo. Fatmawati telah menjadi tokoh sentral dalam mendukung kemerdekaan Indonesia

Dia juga telah bekerja keras untuk melindungi perempuan dan anak-anak di negaranya. Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan bahwa sebagai Ibu Negara, Fatmawati sering mengunjungi berbagai wilayah di negara ini dan sangat memperhatikan anak-anak penderita tuberkulosis atau TBC yang ia temui selama kunjungannya.

Saat itulah Fatmawati menyadari bahwa diperlukan sebuah tempat untuk menampung dan merawat anak-anak yang menderita TBC.

Pada saat itu, belum ada rumah sakit khusus di Indonesia yang menangani pasien TBC. Dari sana, Fatmawati terdorong untuk mendirikan sebuah rumah sakit, yang kemudian berkembang menjadi Yayasan Sukarno-Mazar, yang pada tahun 1953 menyelenggarakan lelang kerudung dan pakaian Bung Karno. Lelang topi Sukarno berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 250.000, dan pada akhir tahun 1953, sumbangan mencapai total Rp 28 juta.

Dana tersebut digunakan untuk membangun Rumah Sakit Ibu Sukarno (sekarang Rumah Sakit Fatmawati) di Cilandak, Jakarta Selatan. Rumah sakit ini diperuntukkan bagi anak-anak dan orang dewasa. Pasien dengan patah tulang dan penyakit paru-paru dirawat di sana

Sosok Progresif di Masa Perjuangan Kemerdekaan

 

Cucu Fatmawati, Puti Guntur Soekarno, mengatakan bahwa Fatmawati merupakan sosok yang berani dan progresif selama masa perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan. Dia adalah seorang perempuan tidak hanya berdiam diri menunggu apa yang diinginkan oleh suami, tetapi harus memiliki satu ide dan kemauan di dalam mendampingi suaminya.

Fatmawati meninggal karena serangan jantung sepulang dari umrah dalam transit di Kuala Lumpur pada 14 Mei 1980, dan dimakamkan di Pemakaman Umum Karet Bivak di Jakarta. Fatmawati dinyatakan sebagai pahlawan nasional dengan Keputusan Presiden No. 118/TH/2000 di bawah Presiden Abdurrahman Wahid.

Oleh karena itu, peran Ibu Fatmawati dalam kemerdekaan Indonesia sangat penting dan berperan sangat penting dalam sejarah nasional Indonesia. Dia menjadi simbol perjuangan perempuan untuk hak-hak mereka dan kemerdekaan nasional ***

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler