Ini Waktu Utama untuk Bersedekah

29 Agustus 2020, 11:31 WIB
Ilustrasi sedekah. /Pixabay/Nick Verlaan/


GALAMEDIA - Setiap orang pasti mendambakan untuk menjadi orang kaya. Karena menjadi orang kaya memiliki peluang yang lebih besar untuk dapat merasakan banyak kesenangan dan kenikmatan di dunia ini.

Sayangnya, saat orang berada di posisi yang enak ini, ia sering kali lupa hingga akhirnya muncul sifat bakhil atau pelit. Padahal, mengeluarkan sedekah pada saat bergelimangan harta termasuk waktu yang utama.

Menurut buku “105 Pesan Nabi Untuk Wanita Sehari-hari _ pada hal-70 _ Mohammad Irsyad” Abu Hurairah Ra  meriwayatkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling afdhal (utama)?” Beliau menjawab, “Engkau bersedekah ketika masih dalam keadaan sehat lagi, sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan engkau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, baru berpesan, ‘untuk si fulan sekian dan untuk si fulan sekian.’ Padahal, hart aitu memang menjadi hak si fulan (ahli waris.” (HR. Bukhari)

Baca Juga: Carnival of The Animals Virtual Benefit Concert, Arts Prima Foundation Ajak Masyarakat Peduli Satwa

Patutlah kiranya kita belajar kepada sejarah. Pada masa lampau, Allah SWT. telah memberikan pelajaran mengenai hal ini melalui kisah kehidupan salah satu sahabat Rasulullah yang bernama  Tsa’labah.

Berikut kisah selengkapnya: Suatu ketika, seorang sahabat nabi yang amat miskin datang kepada Nabi sambil mengadukan tekanan ekonomi yang di alaminya. Sahabat tersebut bernama Tsa’labah. Ia memohon kepada Nabi untuk berdoa supaya Allah memberikan rezeki yang banyak baginya.

Semula Nabi menolak permintaan tersebut sambil menasihati Tsa’labah agar meniru kehidupan Nabi saja. Namun Tsa’labah terus mendesak.

Baca Juga: Sampai Hari Ini, India Jadi Negara yang Paling Banyak Penambahan Kasus Covid-19

Kali ini ia mengemukakan argument yang sampai kini masih sering kita dengar, “ Ya Rasul, bukankah kalau Allah memberikan kekayaan padaku, maka aku dapat memenuhi hak setiap orang?”

Nabi kemudian mendoakan Tsa’labah. Dan Tsa’labah mulai membeli ternak. Ternaknya berkembang pesat sehingga ia harus membengun peternakan yang agak jauh dari Madinah.

Seperti bisa di duga, setiap hari ia sibuk mengurusi ternaknya. Ia tidak dapat lagi menghadiri shalat jamaah Bersama Rasul di siang hari.

Baca Juga: Lagu Bagimu, Hasil Kolaborasi Iwal Fals dengan Grup Musik Asal Bandung

Hari-hari selanjutnya, ternaknya makin banyak, sehingga semakin sibuk pula Tsa’labah mengurusinya. Kini, ia tidak dapat lagi berjamaah Bersama Rasul.

Bahkan, menghadiri shalat jum’at dan shalat jenazah pun tak bisa dilakukannya lagi. Ketika turun perintah zakat, Nabi menugaskan dua orang sahabat untuk menarik zakat dan Tsa’labah.

Sayang, Tsa’labah menolak mentah-mentah utusan Nabi itu. Ketika utusan Nabi dtang hendak melaporkan kasus Tsa’labah ini, Nabi menyambut utusan itu dengan ucapan, “celakalah Tsa’labah!”

Baca Juga: 29 Agustus, Lahirnya 'King of Pop' Michael Jackson Hingga Brasil Merdeka dari Portugal

Nabi murka dan Allah pun murka! Saat itu turunlah ayat yang menohok Tsa’labah. ”Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, ‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan brsedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.’ Maka, setelah Allah memberikan Sebagian dari karunia-Nya pada mereka, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).

Maka, Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai waktu mereka menemui Allah, karena mereka memungkiri apa yang telah mereka ikrarkan kepada Allah dan juga sebab mereka selalu berdusta. Tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwa Allah amat mengetahui segala yang gaib.” (QS. At-Taubah: 75-78)

Ketika Tsa’labah mendengarkan ada ayat turun yang mengencam dirinya, ia mulai ketakutan. Segera ia menemui Nabi sambil menyerahkan zakatnya.

Baca Juga: Michael Jackson Lahir, KNIP Terbentuk, dan Cak Nur Wafat Pada 29 Agustus 2005

Akan tetapi, Nabi menolaknya dan berujar, “Allah melarangku menerimanya.” Tsa’labah menangis tersedu-sedu. Setelah Nabi wafat, Tsa’labah menyerahkan zakatnya kepada Abu Bakar, kemudian Umar, tetapi kedua Khalifah itu menolaknya. Hingga akhirnya Tsa’labah meninggal pada Utsman. ***  (Robbiatul Adawiyah Eka Putri.job)
 
Sumber: Pesan Nabi Untuk Wanita Sehari-hari (Mohammad Irsyad)

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler