Pelaku Usaha Wisata Alam di Bandung Selatan Optimistis Bangkit dari Keterpurukan

11 September 2020, 14:09 WIB
Objek wisata Rancabali Tea Resort di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. /Ziyan Muhammad Nasyith /Ziyan M Baayit/

GALAMEDIA - Meski masih dalam masa pandemi virus corona (Covid-19), animo masyarakat untuk berwisata ke objek wisata alam Bandung Selatan tetap tinggi.

Kunjungan wisatawan pascadiberlakukannya masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) ke kawasan Bandung Selatan, membuat para pelaku usaha jasa wisata optimis menatap masa depan.

"Memang saat awal pandemi, kami tutup sama sekali tidak boleh ada pengunjung. Tapi setelah ada arahan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung, kami mulai buka kembali pada 20 Juni lalu, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan."

Baca Juga: Sentra IKM Semanggi Harmoni Dijadikan Pusat Industri Kreatif UMKM

"Ternyata minat masyarakat sangat tinggi. Ini terlihat dari membludaknya kunjungan wisatawan, terutama saat akhir pekan. Bahkan penginapan kami sudah full booking sampai akhir tahun dan tahun depannya," kata Penanggung Jawab Unit Agrowisata PTPN VIII, Sergius Windhia di objek wisata Rancabali Tea Resort, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jumat 11 September 2020.

Pria yang akrab disapa Sergi ini mengatakan, pada 2020 ini, pihaknya mempunyai target pendapatan sebesar Rp 23 miliar. Namun adanya pandemi virus corona yang terjadi sejak awal tahun ini, memaksa mereka untuk menutup tempat wisata yang berada di tengah-tengah perkebunan teh tersebut.

Karena tak beroperasi sekitar lima bulan lamanya, nyaris membuat perusahaan yang berada di bawah BUMN PTPN VIII itu tak dapat memenuhi targetnya.

Baca Juga: Terungkap, Trump Sesumbar Selamatkan Pangeran Mahkota Saudi dari Kasus Pembunuhan

"Tapi masih untung selama kami tutup, semua karyawan masih bekerja tidak ada yang dirumahkan. Memang kami sempat khawatir target tidak tercapai, kemudian kami membuat target selama pandemi. Nah setelah dibuka kembali 20 Juni, geliatnya mulai terlihat lagi, dan ternyata antusias masyarakat tetap tinggi," katanya.

"Sekarang ini bukan cuma target pandemi yang sudah tercapai, target yang semula pun hampir sama dengan target normal sekitar 80 persennya," ungkapnya.

Sergi melanjutkan, objek wisata Rancabali Tea Resort ini, menawarkan kesejukan, keasrian dan suasana perkebunan teh Rancabali. Pegunungan yang hijau mengelilingi kawasan perkebunan teh sejauh mata memandang menjadi daya tarik bagi siapa saja yang datang ke tempat ini.

Baca Juga: Terjadi Peningkatan Signifikan Pasien Covid 19, Kota Tasikmalaya Berstatus Darurat

Pemandian air panas yang ada di setiap villa dan kolam renang, menjadi daya tarik objek wisata yang memiliki luas sekitar 3 hektar tersebut.

"Konsep wisata yang kami tawarkan adalah resort atau villa yang berada di tengah perkebunan teh milik kita sendiri. Kami juga menawarkan wisata edukasi proses produksi teh, mulai dari kebun hingga ke pabrik teh Rancabali," ujarnya.

Sergi menjelaskan, di Rancabali Tea Resort ini, mempunyai konsep villa atau resort dengan 15 bangunan berkapasitas total 78 orang. Karena tingginya okupansi hunian, pihaknya berencana melakukan pengembangan dengan menambah jumlah resort pada 2021 mendatang.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Puding Roti Kukus yang Lembut dan Yummy

"Di sini kan semuanya villa atau resort dengan rata-rata dua ruangan kamar. Ke depan kami ada pengembangan bikin penginapan dengan satu kamar, seperti kamar-kamar hotel. Ini salah satu pengembangan usaha yang kami lakukan untuk memenuhi tingginya okupansi," pungkasnya.***

 

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler