GALAMEDIANEWS - Film Bob Roberts dirilis pada tahun 1992 yang merupakan film sindiran atau mockumentary tentang pola pikir politik segala keserakahan yang terjadi pada tahun 1980-an.
Ketika nilai-nilai Amerika yang baik digantikan oleh sinisme dingin para pakar manajemen yang mana pada saat itu bahwa kemenangan adalah segalanya.
Film ini diperankan oleh Tim Robbins sebagai Roberts yang merupakan pria tinggi berwajah terbuka dengan seringai menular yang dalam sekejap bisa berubah menjadi topeng kemarahan.
Bob adalah kandidat “populis” untuk Senat di Pennsylvania, seorang jutawan mandiri yang berusaha menyampaikan pesannya kepada pendukungnya bahwa keserakahan itu baik dan dari sudut tertentu dalam pandangan tertentu dia terlihat sangat mirip dengan populis bermuka dua.
Penggambaran Robbins sebagai Bob Roberts menawan dan meresahkan. Dia dengan ahli mewujudkan pesona karakter, ambisi, dan kekejaman yang mendasarinya, menciptakan karikatur politik yang dapat dipercaya dan mengganggu.
Dalam tema sindiran yang digunakan film ini berhasil menjadi sangat lucu dan menggugah pikiran. Hal ini mendorong penontonnya dan mempertanyakan peran media, pengaruh uang dalam politik, dan bahaya hasutan.
Film ini ditulis dan dirilis pada pemilu Amerika Serikat pada tahun 1992, kisah kritik keras terhadap politik yang manipulatif bagaikan gambaran yang terasa sangat relevan bahkan hingga saat ini. Tema-tema yang diangkat selaras dengan keprihatinan kontemporer terhadap berita palsu, polarisasi politik, dan munculnya tokoh-tokoh kharismatik namun kontroversial.
Alur cerita yang mulus perpaduan antara cuplikan berita palsu, iklan kampanye, dan momen dibalik layar, menawarkan pengalaman yang realistis dan mendalam. Format ini secara efektif mengaburkan batas antara fiksi dan kenyataan, serta menyoroti taktik manipulasi yang digunakan oleh para politisi.
Bob Roberts merupakan salah satu film yang berani mengungkapkan sindiran dengan wawasan yang luas dan komentar yang tajam terhadap politik Amerika. Meskipun tema gaya sindiran atau mockumentary tidak cocok untuk semua orang, tapi film ini mampu menggugah pikiran dan tetap relevan dengan perpolitikan pada saat ini.
Jika kalian tertarik dengan sindiran politik dan komentar sosial yang tajam, film ini layak untuk kalian tonton.***