Kapal yang dibangun di Jepang pada tahun 1983, beroperasi dalam jarak pendek di negara itu.
Kemudian, tepat pada 2 Februari 2012 pagi, saat sedang melakukan pelayaran, kapal tersebut terbalik dan tenggelam.
Hal tersebut terjadi karena adanya cuaca buruk yang melanda Laut Solomon. Alhasil, kapal pun dilanda oleh tiga ombak besar hingga tenggelam di lepas pantai Papua Nugini dekat Distrik Finschafen.
Akibat peristiwa itu, 300 awak dan penumpangnya dinyatakan hilang.
MV Rabaul Queen dinyatakan lulus survei tahunannya dan "dianggap layak laut untuk operasi normal". Namun, awak kapal ditemukan tidak bersertifikat dan tidak memenuhi syarat, termasuk petugas navigasi dan teknik kapal.***