Pemasaran Secara Digital Dinilai Sangat Membantu Industri Fesyen di Tengah Masa Pandemi

- 8 Juni 2021, 15:57 WIB
Aktivitas produksi fesyen Peter Nation. Selama musim pandemi, pemasaran secara digital dinilai sangat membantu bidang fesyen./dok.Peter Nation
Aktivitas produksi fesyen Peter Nation. Selama musim pandemi, pemasaran secara digital dinilai sangat membantu bidang fesyen./dok.Peter Nation /

GALAMEDIA - Pemasaran digital kian relevan bagi industri fesyen untuk menjangkau konsumen secara langsung di masa pandemi.

Kemudahan memasarkan produk melalui media digital juga dimanfaatkan Hendra (37), pemilik lini busana Peter Nation.

Didirikan pada 2008, Peter Nation awalnya menjual produk secara grosir. Tokonya yang berada di Pasar Tanah Abang Jakarta terus berkembang.

"Kami fokus bikin barang buat department store dari 3 tahun pertama," ujar Hendra kepada wartawan, Selasa 8 Juni 2021.

Masih dikatakannya, tepat tahun lalu, dirinya mulai menjajal pemasaran digital. Pandemi ternyata memaksanya untuk 'melek' media sosial dan marketplace.

Baca Juga: Geram 'Buzzer' Suarakan 'ByeByeIkatanCinta', Arya Saloka: Ada Apa-apa dengan Warga Pondok Pelita, Saya Turun

Saat itu toko grosir Peter Nation terpaksa tutup selama 5 bulan. Meski produksi dihentikan, Hendra tetap mempertahankan penjahit dan pegawai tokonya sehingga ia harus memutar otak untuk tetap bisa memasarkan produk.

"Awalnya bingung harus fotonya gimana, cara jualnya gimana, cara nge-post-nya. Marketplace ternyata membantu sekali. Pasarnya lebih luas," ungkapnya.

Fesyen Pria
Peter Nation sejak awal berdiri fokus pada busana khusus pria. Produknya meliputi kemeja lengan pendek, kemeja lengan panjang, hingga baju muslim.

Setiap barang dibuat oleh konveksi pribadi dari tangan puluhan penjahit lokal.

"(Peter Nation) berusaha bikin yang orang lain gak bikin. Produksi lokal. Apa yang orang request kita bikinin," jelas Hendra.

Ia menjamin Peter Nation menggunakan bahan terbaik dengan harga 'kaki lima'. Kisaran harga yang ditawarkan Rp 185 ribu hingga Rp 195 ribu.

Baca Juga: Survei Capres Terbaru: Prabowo Subianto Masih Tak Terkalahkan

Linen premium dan oxford menjadi dua bahan utama yang dipakai. Meski berawal dari grosir, seluruh produk Peter Nation terjamin dengan quality control dan bisa ditukar jika ada kerusakan.

"Karena bikin sendiri, harganya bisa di-press," katanya.

Hendra mengatakan, ke depan, brandnya masih akan fokus pada busana pria. Ekspansi dilakukan dengan menambah koleksi menggunakan bahan premium lain.

Bagi Hendra, menjaga kinerja bisnis di tengah pandemi berarti pengusaha harus berani memberikan yang terbaik bagi konsumen. Salah satunya dengan beradaptasi terhadap teknologi.

30 Juta UMKM Go Digital
Pemerintah Indonesia menargetkan 39 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masuk ekosistem digital pada 2024.

Baca Juga: Link Streaming Tokyo Revengers Episode 10 : Berhasil Menang, Takemichi Berhadapan dengan Anak Buah Kiyomasa

Dengan adanya upaya digitalisasi ini, diharapkan struktur ekonomi nasionak yang didominasi UMKM bisa membaik.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini baru 19 persen atau sekitar 12 juta UMKM yang melek digital. Pemasaran digital dinilai sebagai kunci utama pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi.

Selama pandemi, transaksi digital tercatat mencapai 3,1 juta transaksi per hari atau meningkat 26 persen.

Tingginya angka tersebut menunjukkan kesepatan go digital bagi UMKM masih terbuka lebar.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x