Naskah Khutbah Idul Adha 1443 H Hanya 10 Menit: 5 Pelajaran Soal Qurban dari Nabi Ibrahim

- 7 Juli 2022, 12:56 WIB
Naskah Khutbah Idul Adha 1443 H: 5 pelajaran soal qurban dari Nabi Ibrahim.
Naskah Khutbah Idul Adha 1443 H: 5 pelajaran soal qurban dari Nabi Ibrahim. /pixabay.com/@Tasos_Lekkas
 
GALAMEDIA - Idul Adha atau lebaran haji yang dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah 1443 H bertepatan dengan 10 Juli 2022.
 
Berikut ini adalah contoh teks khutbah Idul Adha yang cukup singkat namun penuh haru dan juga pelajaran.
 
Teks khutbah Idul Adha ini hanya akan memakan waktu 10 menit saja dengan tema kurban.
 
Adapun judul teks khutbah Jumat 2022 singkat 10 menit ini adalah 5 Pelajaran dari Qurban Nabi Ibrahim.
 
Dalamteks khutbah Idul Adha 2022 tentang kurban ini, khutbah pertama dan kedua ditulis dengan menggunakan tulisan latin.
 
 
Khotbah Pertama
 
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Wallahil ham.
 
Allahumma shlli 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad.
 
Ayyuhan naas, ittaqullaha haqqa tuqootih.
 
Innaa a'thainaakal-kautsar, fashollii li robbika wanhar, innaa syaaniaka huwal abtar.
 
Jama'ah rahimani wa rahimakumullah, jemaah yang selalu diridhoi dan dirahmati Allah.
 
Terkait dengan qurban, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ibadah ini berasal dari kisah Nabi Ibrahim saat ingin menyembelih putranya Ismail. Kisah ini bisa ditelaah lebih jauh dalam surah As-Saffat ayat 99 – 111.
 
Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya sendiri, Ismail 'alaihis salam seperti yang disebutkan dalam ayat,
 
Ketika dia mencapai ikhtiar, dia berkata, Wahai anakku
 
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 102).
 
Ketika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja. Pada usia tersebut, Ibrahim sangat mencintainya dan Nabi Ibrahim merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat. Saat anaknya seperti itulah, Ibrahim mendapatkan ujian berat.
 
Lihat ketika mendengar mimpi ayahnya untuk menyembelihnya, Ismail sangat patuh. Dia juga menyatakan bahwa dia bisa bersabar dan mendorong ayahnya untuk bersabar juga.
 
Inilah yang harus menjadi teladan kita, yaitu ketaatan, kesabaran, dan kepercayaan kepada Tuhan. Semoga kita mendapatkan istri dan anak yang taat kepada Allah, sabar dan benar-benar beriman kepada-Nya, sehingga kita menjadi orang-orang seperti itu.
 
Lalu dalam lanjutan ayat disebutkan, فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
 
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya).” (QS. As-Saffat: 103)
 
Dan kami memanggilnya, Ibrahim
 
“Dan Kami memanggilnya, “Hai Ibrahim.” (QS. As-Saffat: 104).
 
Kamu telah mempercayai penglihatan itu, demikian pula kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.
 
“Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat: 105).
 
 
Ini adalah bencana yang jelas.
 
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. As-Saffat: 106)
 
Dengan sikap ini, Nabi Ibrahim 'alaihis salam dipuji,
 
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik
 
“Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat: 110). Ibrahim termasuk orang-orang yang berbuat baik (berihsan) dalam beribadah, saling bergaul dengan baik, ia menemukan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya, dan ia mendapat pahala yang baik.
 
Lalu disebutkan,
 
dia adalah salah satu hamba kami yang beriman
 
“Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. As-Saffat: 111).
 
Hikmah dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim
Abraham adalah orang yang menaati perintah Allah.
Nabi Ibrahim tidak mengingkari wahyu, beliau sangat taat kepada wahyu.
Cinta kepada Allah diprioritaskan oleh Nabi Ibrahim kepada cinta anak-anak.
Sifat anak yang shaleh adalah taat kepada orang tua sebagaimana Ismail taat kepada ayahnya Ibrahim.
Bersabar di balik kesulitan pasti akan datangkan kemudahan. Termasuk saat ini kita bersabar tanpa batas di masa pandemi.
Semoga jadi pelajaran penuh manfaat. Aquulu qoouli hadza, wastaghfirullaha lii, innahu huwas samii’ul ‘aliim.
 
Khotbah kedua
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Allahu Akbar. Wallahil ham.
 
Alhamdulillahi Robbil 'aalamiin.
 
Allahumma shlli 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad.
 
Wal 'ashr, Innal insaana lafii khusr, illalladziina aamanuu wa 'amilush sholihaati wa tawaa-show bil haqqi wa ta-waashow bish shobr.
 
Ayyuhan naas, ittaqullaha haqqa tuqootih.
 
Allahummaghfir lil muslimiina wal muslimaat, wal mu'miniina wal mu'minaat, al-ahyaa' minhum wal amwaat.
 
Hujanilah kami dan berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan kebaikan di akhirat.
 
Bi rohmatika yaa arhamar roohimiin.
 
Taqobbalallahu minna wa minkum.
 
Wassalaamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x