Kisah Imam Malik kepada Imam Yahya Soal Sekelompok Santri Malas Jadi Ulama Terkemuka

- 2 Desember 2022, 07:05 WIB
Ilustrasi. Kisah Imam Malik RA dan Sekelompok Santri Malas yang Menjadi Ulama Terkemuka.
Ilustrasi. Kisah Imam Malik RA dan Sekelompok Santri Malas yang Menjadi Ulama Terkemuka. /Instagram/@storypesantren/

Imam Malik RA pun memulai kisahnya.

“Suatu hari seorang remaja asal negeri Syam tiba di Kota Madinah. Kurang lebih seusia denganmu. Ia menuntut ilmu kepada kami dengan giat dan sungguh-sungguh. Dalam usia yang begitu belia Allah memanggilnya. Ia wafat. Aku belum pernah melihat kondisi jenazah yang begitu eloknya di Kota Madinah ini.”

Almarhum tidak lain adalah salah seorang wali Allah.

Ulama Madinah berkumpul untuk menshalatkan jenazahnya. Masyarakat pun ikut berduyun untuk mengantarkan jenazahnya ke pemakaman.

Ketika tahu akan antusias dan pernghormatan ulama dan masyarakat yang begitu besar, gubernur Madinah menahan pelaksanaan shalat jenazahnya.

“Pilihlah orang yang paling kalian sukai,” perintah gubernur.

Ulama Madinah mengajukan nama Imam Rabi‘ah. Imam Rabiah, Zaid bin Aslam, Yahya bin Sa’id, Ibnu Syihab, termasuk ulama yang paling dekat dengan mereka, Muhammad Ibnu Munkadir, Shafwan bin Salim, Abu Hazim, dan ulama terkemuka lainnya menurunkan jenazah ke liang lahat.

Imam Rabi’ah menyusun batu bata pada lahatnya. Mereka memberikan batu bata tersebut kepadanya.

Tiga hari setelah pemakamannya, salah seorang yang terkenal sebagai wali Allah di Kota Madinah, kata Imam Malik kepada Yahya remaja, bermimpi melihat almarhum sebagai remaja yang berpenampilan dan berpakaian putih elok sekali.

Almarhum mengenakan serban hijau dan menunggang kuda kelabu yang sangat bagus.

Halaman:

Editor: Shiddik Zaenudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x