Menguak Makna Puasa Senin Kamis, Menemukan Kedamaian Hati dan Ketenangan Batin

- 26 Februari 2023, 18:53 WIB
Ilustrasi puasa senin kamis, seorang muslim sedang membaca Al-Qur'an dan berdzikir menghubungkan dirinya dengan Allah dan memperoleh kedamaian dari firman-Nya, sehingga ia dapat merasakan kedamaian di dalam hatinya dan mencapai ketenangan batin.
Ilustrasi puasa senin kamis, seorang muslim sedang membaca Al-Qur'an dan berdzikir menghubungkan dirinya dengan Allah dan memperoleh kedamaian dari firman-Nya, sehingga ia dapat merasakan kedamaian di dalam hatinya dan mencapai ketenangan batin. /Suprianto Haseng



GALAMEDIANEWS - Puasa Senin Kamis adalah salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Selain manfaat kesehatan fisik, puasa sunnah ini juga membantu orang menemukan kedamaian dan ketenangan batin.


Puasa Senin Kamis ini dilakukan setiap minggu selama dua hari yakni berpuasa pada hari senin dan juga hari kamis.

Dengan puasa Senin Kamis adalah kesempatan yang sangat baik untuk berpuasa karena keutamaannya dapat menghapus kesalahan dan mengangkat derajat seseorang, dan pada kenyataannya, pada dua hari ini amalan seseorang diangkat di hadapan Allah.

Baca Juga: Puasa Senin Kamis, Niat dan Doa Saat Berbuka

Baca Juga: Bulan Puasa Disambut dengan Tradisi Munggahan Oleh Masyarakat Sunda

Dalil Puasa pada hari Senin dan Kamis

 

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda


إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739. All Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)


Dari Abū Hurairah raḍiyallāhu 'anhu, ia berkata, Rasulullah ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda


تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ


"Pada hari Senin dan Kamis, amal-amal yang berbeda dipersembahkan (kepada Allah), maka jika amalku dipersembahkan pada saat sedang berpuasa, aku senang." (HR. Tirmidzi no. 747).



Menurut Tirmidzi, hadits ini dinisbatkan kepada Hasan Gharib. Al-Hafizh Abu Thohir menyatakan bahwa Sayyid dalam hadits ini adalah Hassan. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi, yaitu shahih terhadap riwayat-riwayat lain).


Dari Abu Qotadah Al-Anshori raḍiyallāhu 'anhu, ia berkata, Rasulullah ṣallallāhu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin, beliau menjawab


ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ


Hari itu adalah hari di mana aku dilahirkan, hari di mana aku diutus, atau hari di mana aku diturunkan wahyu." (HR Muslim No. 1162)

Baca Juga: 10 SMA Negeri Terbaik di Yogyakarta, 7 Sekolah Masuk Top 100 se-Indonesia

Halaman:

Editor: Ryan Pratama

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x