Pada waktu itu, masyarakat jawa sangat mempercayai bahwa Sunan Kalijaga menjadi sosok yang pertama kali memperkenalkan tradisi lebaran ketupat.
Kemudian tradisi ini dijadikan sarana untuk mengenalkan ajara islam, terutama mengenai cara bersyukur kepada Allah SWT, bersedekah dan bersilaturahmi pada hari lebaran.
Makna dan filosofi dari lebaran ketupat berawal dari kata ketupat atau kupat yang artinya “ngaku lepat” atau “mengakui kesalahan” menurut orang sunda dan jawa.
Baca Juga: Cobain Ini di Rumah! Tips Membuat Ketupat Lebaran Anti Lembek, Tidak Cepat Basi dan Tetap Lembut
Sehingga makna lebaran ketupat mengandung harapan untuk saling mengakui kesalahan dan saling memaafkan serta melupakan kesalahan dengan cara memakan ketupat tersebut.
Kemudian, sebagian masyarakat Indonesia juga khususnya orang jawa memaknai lebaran ketupat karena ketupat terbuat dari anyaman janur yang mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia.
Adapun warna putih dari isi ketupat mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah mohon ampun dari segala kesalahan.
Baca Juga: Cara Membuat Ketupat Lebaran Mudah dan Murah, Rayakan Momen Idul Fitri Bersama Keluarga