Naskah Khutbah Jumat 18 Mei 2023: aqwa, Etos Kerja, dan Larangan Meminta-minta

- 19 Mei 2023, 09:00 WIB
Naskah Khutbah Jumat 18 Mei 2023: aqwa, Etos Kerja, dan Larangan Meminta-minta.
Naskah Khutbah Jumat 18 Mei 2023: aqwa, Etos Kerja, dan Larangan Meminta-minta. // cottonbro studio/ pexels

Istilah bekerja dengan menggunakan kata amal dalam al-Qur’an, bukan saja dipakai dalam arti beramal atau bekerja untuk kehidupan akhirat, tapi digunakan juga untuk bekerja bagi kehidupan dunia. Sebagai contoh dapat dikemukakan ayat berikut ini:

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُدَ مِنَّا فَضْلًا يَاجِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ(10)أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba`, 34:10-11)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Hadits Rasulullah saw banyak yang mengarahkan umat manusia agar beretos kerja yang tinggi dan mengarah kepada profesionalisme sesuai dengan pengarahan dan bimbingan dari al-Qur’an seperti yang disebutkan di atas, diantaranya: “Sesungguhnya Allah saw mencinta hamba-Nya yang bekerja secara profesionisme.” (al-Hadits)

Dari hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, diceritakan bahawa ada seorang sahabat yang meminta bantuan kepada Nabi. Nabi memberi bantuan kepada sahabat itu, tetapi kemudian ia meminta lagi. Nabi memperingatkan sahabat itu dan mengajarkannya supaya ia tidak selalu meminta, mencari belas kasihan orang lain, karena sesungguhnya tangan di atas atau memberi adalah lebih baik dari tangan dibawah yang meminta.

Selanjutnya Nabi bertanya kepada sahabatnya itu, apakah ia masih memiliki sesuatu di rumahnya. Sahabat itu menjawab bahwa ia tidak memiliki suatu apapun, kecuali sebuah mangkok tua. Nabi berkata padanya, besok kamu bawa mangkok itu, akan aku lelangkan kepada sahabat yang lain. Esok harinya sahabat itu membawa mangkok tersebut dan diserahkan kepada Nabi. Nabi mengumumkan pada para sahabat, siapa yang akan menolong temannya dengan jalan membeli mangkok miliknya.Beberapa sahabat berkenan membelinya, akhirnya diambillah harga yang paling tinggi senilai dua dirham.

Nabi menyerahkan kepada pemilik mangkok itu satu dirham untuk membeli makanan bagi keluarganya. Kata Nabi, yang satu dirham lagi kau belikan kapak besar lalu bawa kemari. Setelah diberikan kepada Nabi, Nabi memasangkan gagangnya lalu berkata,

“Sekarang kamu pergi cari kayu dan jual ke pasar. Selama lima belas hari aku tidak mau melihatmu.” Sahabat itu kemudian bekerja sesuai dengan yang disarankan Nabi. Setelah itu ia kembali kepada Nabi dengan membawa keuntungan sepuluh dirham. Nabi bersabda padanya, “Hal ini lebih baik bagimu daripada meminta belas kasihan orang lain yang akan menjadi noda pada wajahmu di hari kiamat.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Halaman:

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Laduni.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah