Network
GALAMEDIANEWS - Fear Of Missing Out (FOMO) adalah kecemasan terus menerus ketika tahu orang lain sedang mengalami yang menyenangkan dan kita tidak ada disitu atau terlibat didalamnya, menurut Travers, 2020; Ocklenburg, 2021, Emamzadeh, 2020.
Demi meninggalkan rasa tidak nyaman tersebut, seseorang bisa meninggalkan apa saja yang ia sedang lakukan dan bisa menghabiskan waktu lebih lama di medsos demi mendapatkan perasaan bergabung, menurut Marissa Anita dalam kanal YouTube GreatMind.
FOMO juga sering dianggap dengan rasa takut ketinggalan akan suatu trend menyenangkan yang sedang terjadi, seperti baru-baru ini banyak orang berbondong-bondong menggunakan Threads, proyek baru dari Mark Zuckerberg yang baru dirilis pada Rabu, 5 Juli 2023 Kemarin.
"Fomo lebih membuat kita fokus diluar sana, daripada sepenuhnya hadir pada pengalaman didepan mata." Ujar Marissa.
Akibat dari fenomena tersebut seseorang bisa mengalami perasaan tidak nyaman, depresi, ketidakpuasan, dan stress. Dilansir oleh GALAMEDIANEWS dari techtarget.com, pada Jumat, 7 Juli 2023.
Dengan maraknya media sosial telah meningkatkan prevalensi FOMO selama beberapa tahun terakhir. Data menunjukan bahwa kaum milenial adalah yang terbesar yang mengamali hal ini.
Kecemasan terjadi yang diciptakan oleh FOMO juga dapat membuat orang menginginkan koneksi dan interaksi, bahkan meningkatkan upaya mereka untuk tidak ketinggalan dengan lebih sering memeriksa situs jejaring sosial yang berbeda.
Namun bagi sebuah perusahaan akan memasarkan produknya menggunakan FOMO, sebagai cara untuk membujuk konsumen untuk membeli produk tertentu atau menghadiri acara.
Beberapa efek yang timbul akibat fomo dari suatu hal yang sedang trend diantarnya:
• mengunggahnya ke akun media sosial.
• Panik membayangkan terjebak dalam ponsel.
• Memicu perilaku tidak sehat seperti mengirim pesan singkat saat mengemudi.
Cara Mengindari FOMO
1. Meningkatkan kepuasan hidup, memahami hal yang sedang terjadi dan darimana asalnya. Sebagian orang beristirahat media sosial untuk menghindari FOMO.
2. Mengubah fokus dalam hidup, bukan pada apa yang kurang. Ini bisa termasuk memodifikasi situs media sosial sehingga lebih banyak orang positif muncul di umpan daripada negatif atau hanya lebih banyak posting yang menghasilkan kebahagiaan.
Baca Juga: Angklung Jadi Mulok Wajib di Kota Bandung, Apa Tujuannya Dipelajari di Jenjang SD?
3. Menyimpan jurnal kenangan, dan pengalaman yang menyenangkan, namun tidak mempostingnya di jejaring sosial. Jurnal akan mengalihkan fokus dari validasi publik ke kekaguman pribadi tentang apa yang membuat hidup hebat.
4. Membuat jurnal syukur akan dapat membantu mengalihkan fokus ke hal-hal baik dalam hidup.
5. Mencari hubungan di dunia nyata dengan orang-orang secara langsung atau tatap muka.***
