GALAMEDIANEWS - Jeruk Garut, yang dahulu pernah merajai pasar buah-buahan nasional, kini menghadapi tantangan yang mengancam eksistensinya. Dalam sebuah perjalanan yang panjang, jeruk ini memiliki sejarah kejayaan yang mengilhami, namun juga menghadapi berbagai rintangan di era modern.
Mengenang Kejayaan Masa Lalu
Pada masa lalu, jeruk Garut merupakan komoditas unggulan yang mendominasi pasar buah-buahan di Indonesia. Bahkan, jeruk ini pernah diperkenalkan hingga ke Eropa oleh para penjajah Belanda.
Dikagumi karena rasa manis dan asam yang seimbang, serta aromanya yang menyegarkan, jeruk Garut menjadi bukti potensi pertanian Indonesia dalam menyediakan produk berkualitas tinggi
Jeruk Garut Sebagai Komoditas Unggul Nasional
Pentingnya jeruk Garut sebagai komoditas pertanian nasional tercermin dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 760/KPTS.240/6/99, yang mengangkatnya sebagai varietas unggul nasional dengan nama Jeruk Keprok Garut. Jeruk ini menjadi simbol keberhasilan petani dan semangat dalam mengembangkan potensi pertanian lokal.
Tantangan dan Perubahan Masa Kini
Namun, seiring berjalannya waktu, jeruk Garut menghadapi berbagai tantangan. Letusan Gunung Galunggung pada tahun 1982 dan wabah penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang menyerang tanaman jeruk menyebabkan penurunan populasi dan produksi jeruk Garut secara drastis. Eksistensinya pun semakin terancam.
Upaya Pemulihan dan Harapan di Masa Depan
Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi Jika Semua Lebah di Dunia Mati dan Apa Saja Konsekuensinya?
Kesimpulan: Mengawal Warisan Pertanian Lokal
Jeruk Garut merupakan cerminan dari potensi pertanian Indonesia yang beragam dan berharga. Sementara tantangan modern dapat mengancam eksistensinya, upaya pemulihan dan pengembangan yang berkelanjutan tetap menjadi kunci untuk menjaga warisan pertanian lokal dan menghidupkan kembali jeruk Garut sebagai simbol kejayaan masa lalu.