Penggunaan Rokok Elektrik dan Risiko pada Remaja

- 2 Mei 2024, 19:59 WIB
Ilustrasi vape atau rokok elektrik/Pixabay @doodleroy
Ilustrasi vape atau rokok elektrik/Pixabay @doodleroy /

GALAMEDIANEWS – Perilaku merokok sebagai bagian dari gaya hidup dan kebutuhan, membuat munculnya inovasi teknologi dalam hal merokok dengan produk rokok elektrik atau vaporizer elektrik yang biasa disebut vape.

Vape memiliki nama lain seperti vapor, atau rokok elektrik (e-cigarette) adalah alat yang fungsinya mengubah zat-zat kimia menjadi bentuk uap dan mengalir ke dalam paru-paru dengan menggunakan tenaga baterai atau listrik.

Peneliti sekarang memperingatkan bahwa penggunaan e-rokok secara rutin membawa risiko tersendiri, khususnya bagi remaja.

Dikutip dari Medical Daily, Kamis (2/5/2024), remaja yang sering vaping mungkin menghadapi peningkatan paparan logam berbahaya seperti timbal dan uranium, yang berpotensi mempengaruhi perkembangan otak dan organ secara negatif, sebuah penelitian baru mengungkapkan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Tobacco Control, para peneliti merekomendasikan penerapan regulasi dan inisiatif pencegahan yang ditujukan khusus untuk remaja.

Vaping umum digunakan di kalangan remaja, sekitar 14 persen dari siswa sekolah menengah AS (sekitar 2,14 juta) dan lebih dari 3 persen dari siswa sekolah menengah pertama (sekitar 380.000) melaporkan melakukan vaping dalam sebulan terakhir tahun 2022.

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa beberapa logam berbahaya ditemukan dalam aerosol dan cairan e-rokok, yang sangat berisiko selama tahap perkembangan, menyebabkan gangguan kognitif, masalah perilaku, masalah pernapasan, kanker, dan penyakit jantung pada anak-anak.

Studi terbaru menyebutkan, peneliti memeriksa apakah frekuensi dan rasa vaping berkorelasi dengan tingkat logam beracun.

Baca Juga: Lebih Bahaya Rokok atau Vape? Ahli Beri Penjelasan Seperti Ini

Halaman:

Editor: Feby Syarifah

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah