Polusi Udara Jakarta, Seberapa Berisiko bagi Pernapasan?

- 16 Agustus 2023, 07:28 WIB
ilustrasi paru-paru yang dapat terganggu oleh polusi udara
ilustrasi paru-paru yang dapat terganggu oleh polusi udara /unsplash/

GALAMEDIANEWS - Polusi udara Jakarta, di sepanjang bulan Agustus masih dalam kategori tidak sehat. Saat berita ini ditulis, terpantau Indeks kualitas udara berdasarkan pantauan IQ Air, mencapai 160, Rabu 16 Agustus 2023 pukul 03.00.

Polusi udara Jakarta masih menjadi ancaman kesehatan bagi warga. Berbagai penyakit respirasi, dikhawatirkan mengalami peningkatan seiring dengan buruknya kualitas udara.

Polusi Udara Mendatangkan Berbagai Penyakit

Polusi udara Jakarta, disebutkan Kemenkes, mengakibatkan risiko tertinggi terhadap Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), yakni sebanyak 36,6%. Sedangkan, terhadap penyakit lain, seperti pneumonia 32%, asma 27,95%, kanker paru 12,5%, dan tuberkulosis 12,2%.

Baca Juga: Polusi Udara Jabodetabek Kian Memburuk, Jokowi Imbau Agar Kembali WFH

Sejalan dengan itu, Ngabila Salama, Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan, dampak dari polusi udara bisa mengakibatkan penyakit kronis ataupun penyakit tidak menular seperti radang paru, Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), asma, dan penyakit sirkulasi darah seperti hipertensi dan jantung.

Kasus ISPA Sepanjang 2023

Ngabila menyampaikan, bahwa selama Januari hingga Juni 2023, terdapat 638.291 kasus ISPA yang tercatat Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Tercatat sebanyak 102.609 kasus ISPA terjadi pada Januari, 104.638 kasus per Febuari, 119.734 kasus di bulan Maret yang merupakan kasus ISPA tertinggi di sepanjang awal tahun 2023.

Selanjutnya di bulan April ada 109.705 kasus, Mei sebanyak 99.130 kasus, dan Juni ada 102.475 kasus.

Baca Juga: Polusi Udara Sering Dihirup, Simak Makanan Penangkal Kerusakan Paru-paru

Berkaitan dengan buruknya kualitas udara akhir-akhir ini, Ngabila menuturkan bahwa tidak ada tren kenaikan kasus ISPA.

Menurutnya, pola kasus ISPA akan sama dari tahun ke tahun, yakni mulai meningkat pada bulan September, lalu puncaknya di bulan Oktober sampai November. Kemudian akan kembali menurun sesudah Maret.

"Tidak ada kenaikan kasus ISPA yang bermakna sejak bulan April 2023 sampai dengan Juli 2023. Tren masih tetap," sambungnya.

Kasus ISPA 2022 vs 2023

Sedangkan, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia, terjadi peningkatan kasus penyakit saluran pernapasan (ISPA) pada 2023 dibandingkan 2022.

“Ini kondisi yang kita lihat kurang lebih seperti era sebelum covid-19 di 2019-2018. Di 2020-2021, penyakit memang mungkin mayoritas mengalami covid-19, untuk saluran napas akut, 2022 mulai sedikit meningkat, di 2023 meningkat, dan kembali polanya seperti pada era 2019-2018," jelas Dwi.

Berkaitan dengan memburuknya kualitas udara Jakarta, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, menghimbau agar warga Jakarta menggunakan masker saat ke luar rumah.

“Untuk mengantisipasi polusi udara sebaiknya kalau seandainya kita keluar dari ruangan tertutup menuju ruangan terbuka sebaiknya menggunakan masker," tutur Ngabila, Senin, 14 Agustus 2023.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: AntaraNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah