Baca Juga: Renungan Pagi, Mau Mendapat Pahala Seperti Haji yang Mabrur, Lakukan Hal Ini
Tingkatan Iman
Selanjutnya Nabi ditanya mengenai iman. Beliau bersabda, “Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qadha dan qadar, yang baik maupun yang buruk”.
Jadi Iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan:
Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah pembedaan antara Islam dan iman, ini terjadi apabila kedua-duanya disebutkan secara bersama-sama, maka ketika itu Islam ditafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati, akan tetapi bila sebutkan secara mutlak salah satunya (islam saja atau iman saja) maka sudah mencakup yang lainnya.
Baca Juga: Sukses Gelar Ibadah Haji, Arab Saudi Tengah Mempersiapkan Ibadah Umrah
Tingkatan Ihsan
Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, “Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.
Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah penjelasan tentang ihsan yaitu seorang manusia menyembah Rabbnya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya. Jadi tingkatan ihsan ini mencakup perkara lahir maupun batin. Wallohualam.***