Arawinda Kirana Sebut Dirinya Idap Vaginismus, Apa Itu Vaginismus?

- 7 September 2023, 20:36 WIB
Arawinda sebut dirinya idap Vaginismus. / Instagram @arawindak
Arawinda sebut dirinya idap Vaginismus. / Instagram @arawindak /



GALAMEDIANEWS – Arawinda Kirana kembali menyorot perhatian warganet. Baru-baru ini dia menuliskan bahwa dirinya menjadi korban kekerasan seksual. Kekecewaannya menjadi korban kekererasan seksual ia ungkapkan lewat film pendek yang dibuatnya.

Arawinda menuliskan di akun Instagramnya bahwa ia sudah mengidap Vaginismus jauh sebelum ia menjadi korban kekerasan seksual, dan ia merasa beruntung karena dikelilingi orang-orang yang mengerti dengan kondisinya. Lalu seperti apakah Vaginismus?

Dilansir Galamedianews dari kanal Youtube Dunia Parenting Indonesia, Vaginismus adalah kondisi medis yang ditandai oleh kontraksi otot-otot di sekitar vagina yang bersifat tidak terkendali dan menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat mencoba melakukan penetrasi vaginal, seperti hubungan seksual atau pemeriksaan medis. Kontraksi otot ini dapat terjadi secara refleks, tanpa adanya kontrol sadar.

Baca Juga: Jelang Timnas Indonesia vs Turkmenistan, Shin Tae Yong Terpaksa Harus Bolak-Balik

Berikut adalah gejala pada penderita Vaginismus

Gejala vaginismus dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya, tetapi biasanya melibatkan:

·        Sensasi rasa sakit atau ketidaknyamanan saat penetrasi vaginal.

·        Sulitnya untuk memasukkan tampon, jari, atau penis ke dalam vagina.

·        Kontraksi otot vagina yang tidak terkendali saat mencoba penetrasi.

·        Rasa cemas atau takut sebelum melakukan hubungan seksual.

·        Penolakan untuk mencoba penetrasi vaginal karena pengalaman sebelumnya yang menyakitkan.

Ada pun faktor-faktor yang menjadi penyebab Vaginismus yaitu :

1.      Faktor Psikologis: Stres, kecemasan, trauma seksual masa lalu, atau perasaan takut terhadap rasa sakit selama penetrasi vaginal dapat menjadi faktor penyebab vaginismus.

2.      Faktor Fisik: Masalah medis seperti infeksi saluran kemih, iritasi, atau luka di sekitar area genital dapat memicu reaksi vaginismus sebagai mekanisme perlindungan tubuh.

3.      Masalah Hubungan: Konflik dalam hubungan, kurangnya komunikasi, atau ketidaknyamanan dalam hubungan seksual dengan pasangan dapat menjadi penyebab vaginismus.

4.      Perasaan Bersalah atau Malu: Beberapa wanita mungkin memiliki perasaan bersalah atau malu terkait dengan aktivitas seksual, yang dapat memicu vaginismus.

Baca Juga: Keren Banget, Putri Ariani Berhasil Melangkah ke Babak Final America’s Got Talent 2023

Vaginismus adalah salah satu kondisi medis yang jarang dibicarakan secara terbuka, namun dapat memiliki dampak signifikan pada kehidupan seksual seorang wanita. Tentunya ada beberapa pengobatan atau terapi terhadap penderita vaginismus diantaranya sebagai berikut.

·        Terapi Psikologis: Terapi kognitif perilaku atau terapi seksual dengan seorang profesional kesehatan mental dapat membantu wanita mengatasi masalah psikologis yang mungkin menyebabkan vaginismus.

·        Latihan Kegel: Latihan otot panggul kegel dapat membantu mengidentifikasi dan mengendalikan otot-otot panggul bawah, yang dapat membantu mengurangi kontraksi otot yang tidak terkendali.

·        Terapi Pasangan: Terapi dengan pasangan dapat membantu membangun komunikasi yang sehat, mengatasi masalah hubungan, dan meningkatkan keintiman

Vaginismus adalah kondisi yang bisa diatasi, tetapi penting untuk mencari bantuan medis atau terapi jika Anda mengalami gejala vaginismus. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda mengalami gejala vaginismus.***

Editor: Ryan Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x