Oprasi Kembar Siam di RSHS Bandung! 1 Baby Meninggal ke - 13 Dari 27 Pasien

- 26 Oktober 2023, 08:40 WIB
Ilustrasi bayi kembar
Ilustrasi bayi kembar /Pixabay @Vad-Len/

GALAMEDIANEWS - Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin ( RSHS ) Bandung berhasil memisahkan pasien baby kembar Siam, ke - 13 dari total 27 pasien serupa yang pernah dirawat RSHS milik kementrian kesehatan tersebut.

Baby kembar tersebut berasal dari Kabupaten Subang, Jawa Barat, bernama Hasan dan Husein genap berusia 13 bulan pada 23 Oktober 2023. 

Menurut Ketua Tim Penanganan Baby Kembar Siam RSHS Bandung Dikky Drajat, Hasan dan Husein mengalami dempetan pada bagian dada dan perut atau dalam istilah medisnya disebut Conjoint Twin Thoraco - Omphalopagus.

Untuk organ dalam dempet pada jaringan liver dan biasanya menempel juga selaput jantung, tingkat kesulitan yang tingg apa pada pemisahan jaringan liver. Namun, dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki insyaallah hal ini dapat teratasi, ungkapnya pada Rabu 25 Oktober 2023.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Puree Buah Untuk MPASI Bayi, no 5 Bisa Bantu Menaikkan Berat Badan Bayi

"Hasan dan husein sudah ditangani tim sejak satu bulan kelahirannya, tim juga tersu mengikuti perkembangan kesehatannya Hinggan akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi pemisahan saat keduanya berusia 13 bulan.

Baby Hasan tidak mampu beradaptasi dengan situasi baru setelah tubuhnya dipisahkan dari pasangannya Husein, sementara kondisi Husein sampai hari ini terus membaik dan sudah melewati masa kritisnya,".

Oprasi pemisahan itu memakan waktu sekitar 7 jam, meliputi fase rekonstruksi yang sangat sensitif dan pemberian anestesi atau bisa disebut pembiusan.

Tim Penanganan kembar Siam tentunya dari berbagai multidisiplin baik dokter spesialis anestesi, spesialis bedah anak, spesialis bedah thorax, spesialis bedah plastik,spesialis anak, spesialis jiwa, perawat, petugas farmasi, gaki gizi, dan banyak lagi yang lainya, ujarnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Pertama Kali di Indonesia! 35 Tahun yang Lalu dokter Padmosantjojo Lakukan Operasi Bayi Kembar Siam

Sementara itu Direktur Utama RSHS Jemmy Panelewen mengungkapkan, RSHS sudah membentuk tim khusus penanganan bayi kembar siam sejak 11 tahun lalu.

Tim ini memiliki 90 anggota 30 di antaranya merupakan dokter spesialis berbagai ilmu, meski memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaan operasi pemisahannya tetapi tim dokter dapat mengatasi segala kendala kesulitan yang cukup kompleks. 

"Bahkan Jemmy juga mengatakan kesedihan yang mendalam atas meninggalnya baby Hasan, kami dari RSHS Bandung terutama penanganan baby kembar siam juga sangat berduka dan kehilangan."

Berikut daftar baby kembar Siam yang berhasil dioperasi oleh RSHS Bandung, data pasien kembar Siam yang dirawat di RSHS dari tahun 2010 - 2023 total kasus kembar siam 27 kasus.

Total pasien kembar Siam yang telah dilakukan tindakan operasi, sebelum pasien baby Hasan dan Husain 11 kasus pasien kembar Siam dan antara lainya.

  • Pada tahun 2010 Wanda dan Wandi 
  • Pada tahun 2013 Baby Ginan
  • Pada tahun 2013 Bima dan Arjuna 
  • Pada tahun 2016 Gisya dan Gesya 
  • Pada tahun 2014 Devana dan Devani
  • Pada tahun 2017 Ghani dan Malik 
  • Pada tahun 2020 Hasan dan Husein 
  • Pada tahun 2021 baby Ny. Shidiqoh 
  • Pada tahun 2021 Zaina dan Zahira 
  • Pada tahun 2022 Aleya dan Ayesha 
  • Pada tahun 2022 Nur Syafaat

"Conjoint Twin Thoraco - Omphalopagus dilansir dari laman Eurorad, Conjoint Twin Thoraco - Omphalopagus adalah jenis kelamin bawaan yang terjadi ketika dua janin identik tidak terpisah.

Sepenuhnya selama pembuahan dan berkembang menjadi baby yang terhubung di bagian dada dan perut, baby - baby ini memiliki strenum diafragma dan dinding perut atas yang bersama - sama,"

Mereka juga memiliki kantung pericardual yang sama dengan jantung yang menyatu, hati yang menyatu, dan lingkaran usus yang sama dengan dua kepala, empat ekstremitas masing - masing, dua tulang belakang panggul terpisah, saluran kemih, dan dua gelembung lambung.

Kondisi ini sangat memerlukan penangana medis yang intensif dan Oprasi pemisahan yang rumit, pemisahan bedah dapat dilakukan pada beberapa kasus, tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan penyatuan. Ujar Jemmy 

"Namun pemisahan bedah memiliki resiko kematian dan komplikasi yang tinggi, seperti kerusakan organ infeksi, dan kehilangan darah. Oleh sebab itu pemisahan bedah harus dilakukan. Oleh tim medis yang sangat terampil dan pengalaman dalam menangani kasus - kasus seperti ini,"

Sementara menunggu Oprasi pemisahan baby - baby, ini memerlukan perawatan medis intensif untuk memastikan bahwa mereka tetap sehat dan stabil. Perawatan medis ini meliputi pengawasan sangat ketat terhadap fungsi organ vital, seperti jantung, paru - paru, hari, dan usus, baby - baby ini juga memerlukan dukungan nutrisi yang tepat untuk membatu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Ujarnya 

"Tidak ada data yang akurat Tetang jumlah kasus Conjoint Twin Thoraco - Omphalopagus di seluruh dunia, namun kelainan ini sangat jarang terjadi dengan Inseden sekitaran 1,5 kasus per 100.000 kelahiran hidup," ujarnya.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah