Isra Mi’raj, Kisah Cinta Khadijah

- 9 Februari 2024, 05:42 WIB
Ilustrasi: Peristiwa Isra Miraj./ Pixabay @mohamed_hassan
Ilustrasi: Peristiwa Isra Miraj./ Pixabay @mohamed_hassan /

GALAMEDIANEWS – Peringatan peristiwa Isra Mi’raj setiap tanggal 27 Rajab, dirayakan oleh seluruh pemeluk agama Islam, Indonesia sebagai negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia turut merayakannya. Isra Mi’raj merupakan sebuah perjalanan Nabi Muhammad SAW, ke Sidratul Muntaha untuk menerima wahyu secara langsung, di balik peristiwa Isra Mi’raj ada sebuah kisah cinta yang begitu dalam dari istri Rosulullah yaitu Siti Khadijah.

Ustadz Hanan Attaki menjelaskan lewat akun Youtube Hanan Attaki, dengan judul Kisah Cinta Khadijah, Ustadz Hanan menuturkan hubungan antara peristiwa Isra Mi’raj dengan kisah cinta istri Nabi Khadijah binti Khuwailid. Salah satu tujuan adanya peristiwa Isra Mi’raj adalah sebagai hiburan ketika Rosulullah ditinggalkan oleh Khadijah RA.

“Isra Mi’raj itu salah satu tujuannya, dia itu hiburan buat Rosulullah SAW, ketika Rosulullah ditinggal Khadijah RA,” ujarnya.

Ustadz Hanan menuturkan bahwa tahun ketika terjadi Isra Mi’raj, dikenal oleh ulama dengan istilah tahun kesedihan. Disebut tahun kesedihan karena pada tahun itu Rosulullah SAW, mengalami banyak ujian-ujian yang berat. Pertama beliau ditinggalkan oleh paman tercintanya yaitu Abu Thalib, selanjutnya ditinggalkan oleh istrinya yang selama ini banyak berkorban dan mendukung penuh dakwah Nabi yaitu Khadijah RA.

“Dan ini bikin Nabi patah hati banget,” ucapnya.

Baca Juga: Libur Panjang Isra Mi’raj - Imlek, Inilah Tips Berwisata Agar Tetap Aman saat Musim Penghujan

Khadijah RA meninggalkan Nabi sewaktu pekerjaan dakwah belum selesai, dan dakwah di Mekah saat itu sedang sulit-sulitnya. Tapi Allah mengambil membawa pulang Khadijah RA kepada Allah SWT, sehingga Nabi merasa tahun itu, tahun kehilangan. Kehilangan kedua orang tercintanya sehingga, jika diibaratkan layaknya seperti anak yatim.

Ketika berdakwah Nabi di bully, dilempari kotoran, dicaci maki, maka saat itu Khadijah yang menghibur. Ketika Nabi pulang dalam keadaan letih, lelah dan kecewa, nabi meminta untuk diselimuti dan menceritakan apa yang terjadi kepada Khadijah. Apakah dakwah yang dibawa terlalu keras kepada mereka, apakah tidak menyampaikan secara jelas, Khadijah menjawab tidak seperti itu dan sudah sangat jelas.

Bagaimana agama ini akan Allah menangkan, jika mereka menolak agama ini, Khadijah menjawab sembari menenangkan jangan bersedih, jangan pula berkecil hati, dan jangan patah semangat, Allah akan memenangkan agama ini suatu saat nanti. Khadijah adalah orang yang sangat penting bagi Rosulullah, Khadijah adalah orang yang pertama menerima dakwah nabi, ketika satu dunia dan satu bumi ini menolaknya. Khadijah adalah orang yang pertama sholat di belakang Nabi, ketika tidak ada yang mau sholat di belakang Nabi.

Orang yang paling berharga bagi Rosulullah ini kembali kepada Allah, sehingga Nabi merasa kehilangan seolah-olah di dunia ini tidak ada siapa-siapa lagi. Ditahun yang sama orang-orang kafir Quraisy merencanakan untuk membunuh Nabi, sehingga Rosul harus lari ke Kota Taif. Berharap untuk diterima namun berakhir dengan tragis, Nabi dikejar-kejar seharian, dilempari batu dan diteriaki seperti maling. Rosul bersembunyi dalam kebun kurma, lari dan ditemukan, kemudian lari lagi, sehingga kening Nabi terkena lemparan batu dan berdarah.

Rasulullah diam-diam masuk kembali ke Kota Mekah dan tidur di depan Ka’bah, tidur sendiri di depan Ka’bah. Dua kali Nabi merasakan menjadi anak yatim, pertama ketika ditinggal Ayah, Ibu dan Kakeknya, kedua ketika ditinggal paman dan istrinya. Rasul saat itu bukan tidur, tapi sholat di depan Ka’bah, meminta pertolongan kepada Allah SWT, bersujud panjang di depan Ka’bah. Setelah lelah seharian dan juga terluka di kening, akhirnya Nabi tertidur di depan Ka’bah meringkuk. Datanglah Malaikat Jibril memanggil Rosul, sembari duduk disebelahnya dengan panggilan penuh kasih sayang.

Baca Juga: Hari Isra Miraj, Membumikan Makna Sebenarnya Perjalanan Suci Nabi Muhammad SAW

Dengan panggilan yang lembut Rosul pun bangun, dan Jibril mengatakan bahwa Allah mengundang Rosulullah untuk melakukan perjalanan ke langit. Allah memanggil Nabi untuk bertemu, Allah memanggil Nabi untuk naik ke langit. Selanjutnya itulah peristiwa yang kita kenal sebagai Isra Mi’raj.***

 

Editor: Feby Syarifah

Sumber: YouTube Hanan Attaki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah