Network
GALAMEDIANEWS - Pemilu 2024 telah menyuguhkan momen yang unik bagi para pemilih, dengan kemunculan komedian terkenal Alfiansyah Bustami, atau yang lebih dikenal sebagai Komeng, dalam surat suara pemilihan DPD RI. Pria yang lahir pada 25 Agustus 1970 ini dikenal sebagai pemeran, pelawak, pengisi suara, penyiar radio, dan presenter Indonesia.
Foto Komeng yang tiba-tiba muncul dalam surat suara DPD RI menjadi viral di media sosial, menimbulkan kehebohan di kalangan warganet. Meskipun Komeng tidak terdengar melakukan kampanye, kehadiran fotonya justru menjadi daya tarik yang kuat bagi para pemilih.
"Banyak dari warganet mengalami kebingungan ketika membuka surat lembar suara DPD RI karena banyaknya calon yang ada, dan foto komeng menjadi magnet kuat bagi mereka untuk memilih."
Baca Juga: Komeng Daftar DPD RI, Kantor KPU Jabar jadi Panggung Komedi
"Di tengah ke rieutan (kebingungan) saya ketika membuka lembar Surat Suar.. ada foto nyeleneh abang ini.. daripada saya ngabisin waktu di bilik suara saya pilih abang kocag ini !!!" tulis salah satu komentar dari akun Instagram @suci_setiana dalam konten Instagram @pikiranrakyat.
"Pas buka, lah om Komeng, ya di colok lah" tambah komentar lain dari akun Instagram @maulanabenk.
Tindakan penyertaan foto Komeng dalam surat suara pemilihan DPD RI pada pemilu 2024 menimbulkan beragam respons dari warganet, dengan sebagian besar merespons dengan candaan dan kekaguman akan kehadiran sang komedian dalam konteks politik.
Baca Juga: Gak Lucu! Dituding Rendahkan Perempuan, Komeng Tuai Hujatan
Meskipun tanpa melakukan kampanye resmi, kehadiran foto Komeng memberikan warna baru dalam pilihan pemilih, menjadi bukti betapa pentingnya faktor kejutan dan kreativitas dalam proses pemilihan umum.
Selain menjadi bahan perbincangan di media sosial, fenomena ini juga mencerminkan pentingnya peran selebriti dalam politik kontemporer, di mana kehadiran mereka bisa menjadi dorongan tambahan bagi para pemilih untuk turut serta dalam proses demokrasi. Dengan demikian, foto Komeng dalam surat suara DPD RI tidak hanya menjadi objek lucu, tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi.***
