Setiap Daerah Memiliki Tradisi yang Unik untuk Menyambut Bulan Ramadan

- 4 Maret 2024, 10:57 WIB
Tradisi menyambut bulan Ramadan/indonesia.travel/
Tradisi menyambut bulan Ramadan/indonesia.travel/ /

7. Munggahan (Sunda, Jawa Barat), acara berkumpul bagi anggota keluarga dan untuk saling memaafkan. Masyarakat akan memanfaatkan waktu satu atau dua minggu sebelum datangnya bulan Ramadan untuk saling berkumpul bersama.

8. Megengan (Surabaya, Jawa Timur), selamatan dengan hidangan apem dan pisang raja untuk mendoakan arwah saudara dan kerabat yang telah meninggal, sekaligus bermaafan kepada sesama. Biasanya diselipkan kegiatan tahlilan, doa, dan shalawat. Acara ditutup dengan mengkonsumsi makanan berkat bersama masyarakat yang hadir.

9. Malamang (Sumatera Barat), tradisi masyarakat secara gotong royong membuat nasi lemang untuk disajikan kepada kerabat dan tetangga sebagai permohonan maaf. Pertama kali diperkenalkan oleh Syek Buhanuddin kepada masyarakat Padang Pariaman pada saat beliau menyebarkan agama Islam di daerah Ulakan.

10. Dandangan (Kudus, Jawa Tengah), tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadan. Berkembangnya waktu menjadi pasar rakyat jelang Ramadan. Kegiatan ini sudah ada sejak 450 tahun, pada saat pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal puasa.

Negara Indonesia merupakan populasi muslim terbesar di dunia, tidak heran jika dalam menyambut bulan Ramadan masyarakatnya akan sangat antusias. Terciptalah berbagai tradisi unik di berbagai daerah. Tradisi atau kebiasaan ini sudah dilaksanakan secara turun temurun dan menciptakan suasana datangnya bulan suci di mana seluruh umat Islam melaksanakan puasa.

Perpaduan masuknya antara budaya dan ajaran Agama Islam membuat Indonesia memiliki tradisi unik dalam setiap perayaan keagamaan. Tradisi saat menyambut bulan Ramadhan adalah salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Setiap daerah memiliki tradisinya sendiri-sendiri. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Bahkan setiap sistem masyarakat memiliki tradisi atau upacara keagamaan yang dilaksanakan dan dilestarikan oleh masing-masing penduduknya. Ritual keagamaan tersebut mempunyai bentuk atau cara melestarikan serta maksud dan tujuan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan lingkungan tempat tinggal, adat, dan kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyangnya.

Tradisi masyarakat Indonesia dalam menyambut Ramadan membawa kebaikan bagi pribadi manusia, masyarakat, dan lingkungannya. Artinya tidak bertolak belakang dengan makna dan tujuan Ramadan itu sendiri yaitu mencapai derajat taqwa atau dengan kata lain tunduk, patuh, dan berserah diri pada Allah. Pelaksanaan tradisi menyambut Ramadan berkaitan dengan adanya hubungan antara manusia, leluhur dengan penciptanya. Kepercayaan tentang adanya kehidupan sesudah kematian menjadikan pegangan untuk selalu melaksanakan dengan maksud mengirimkan doa kepada orang yang telah meninggal. Masyarakat melakukan tradisi ini tidak lain untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Selamat datang bulan Ramadan. ***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: indonesia.travel umj.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x