PBB Dinilai Lumpuh Atasi Konflik Israel-Palestina, RRC Harapan Dunia Jadi Adidaya Baru Guna Lawan Hegemoni AS

20 Mei 2021, 17:22 WIB
Ilustrasi Ketegangan Amerika dan China. / /pixabay//

GALAMEDIA - Konflik antara Israel dengan Palestina telah menyita perhatian masyarakat di berbagai belahan dunia.

Hal itu menyusul serangan masif yang dilancarkan tentara Israel terhadap pemukiman warga Palestina yang menyebabkan jatuhnya ratusan korban dari kalangan sipil.

Dari kekejaman tentara Israel terhadap warga Palestina itu, membuat masyarakat di berbagai belahan dunia melakukan aksi bela Palestina di negaranya masing-masing.

Tak hanya itu, mereka juga menuntut Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk segera bertindak mengatasi apa yang terjadi antara Israel dengan Palestina.

Akan tetapi beberapa kali PBB melakukan pertemuan untuk membahas konflik Israel-Palestina, pada kenyataannya selalu diblokir oleh Amerika Serikat (AS).

Pemblokiran Amerika Serikat (AS) terhadap PBB tersebut dinilai aktivis Indonesia yakni Ferry Koto sebagai tanda bahwa sebenarnya organisasi perdamaian dunia itu sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Baca Juga: Usai Beri Respon Bela Palestina di PBB, Indonesia dan China Cs Masuk Daftar ‘Memalukan’

Menurut Ferry Koto, jika diamati dengan teliti, PBB itu sebenarnya sudah lumpuh dan tidak berguna dalam menyikapi konflik antar negara termasuk Israel-Palestina.

"Kalau kita amati PBB itu sebenarnya sdh lumpuh, tidak berguna dalam menyikapi konflik antar negara," ujarnya, dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadi Ferry Koto, Kamis 20 Mei 2021.

Tentunya hal itu tidak asal-asalan dikatakan Ferry Koto, mengingat PBB saat ini sulit untuk mengatasi konflik Israel-Palestina karena selalu diblokir Amerika Serikat.

Ferry Koto mengatakan pasal-pasal yang ada saat ini di PBB, hanya satu negara adidaya yakni Amerika Serikat (AS) yang selalu bisa memaksa kehendak lewat vetonya.

"Diantara pasalnya karena saat ini hanya satu negara Adidaya beserta kroninya, yakni AS, yg selalu memaksa kehendak lewat Vetonya," katanya.

Oleh karena itu, Ferry Koto menilai bahwa saat ini dunia membutuhkan negara adidaya baru, dan menurutnya harapan itu ada pada Republik Rakyat China (RRC).

Baca Juga: Link Streaming Buku Harian Seorang Istri 20 Mei 2021: Dewa Berhasil Bawa Nana Pulang, Alya Cemburu Buta

"Dunia butuh adidaya baru, dan RRC lah harapannya," ungkapnya.

Selain itu, ia tampak menjelaskan kenapa mengharapkan RRC sebagai negara adidaya yang baru menggantikan Amerika Serikat.

Menurutnya karena RRC juga memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB, sama seperti Amerika Serikat.

Ia juga menuturkan alasan senasib dan seperjuangan yang pernah dialami RRC terkait penjajahan dan ketidakadilan, dinilainya sudah cukup untuk menjadi negara adidaya baru dan untuk mendamaikan negara-negara yang berkonflik.

Seperti diketahui, RRC merupakan negara ketiga yang juga pernah mengalami penjajahan dan ketidakadilan, namun mereka bisa bangkit dan melesan pada abad ke-21 ini.

RRC di abad ke-21 ini berubah menjadi negara maju dengan kekuatan yang mumpuni, dari benua Asia mengancam dunia.

"Kedua alasan senasib dan seperjuangan, dimana RRC adalah negara dunia ketiga, yg jg alami penjajahan, ketidakadilan, yg di abad 21 ini melesat jadi negara maju dgn kekuatan mumpuni. Dari Asia lagi," tuturnya.

Baca Juga: Dipecat Berkali-kali, Ferdinand Hutahaean Mempertanyakan Said Didu : Tak Bisa Kerja dan Banyak Omong  

Lebih lanjut, menurut Ferry Koto di tengah berbagai konflik antar negara, saat ini dunia memang membutuhkan perimbangan baru guna melawan hegemoni Amerika Serikat.

Dikatakannya, kalau RRC tidak didorong untuk menjadi negara adidaya baru, maka dunia akan tetap diatur seenaknya oleh Amerika Serikat.

Bahkan menurut Ferry Koto jika hal ini terus terjadi bisa-bisa negara-negara di dunia tidak akan pernah berhenti berperang dan wassalam.

"Dunia butuh perimbangan baru melawan hegemoni AS. Kalau tidak, dunia ini diatur seenaknya sesuka Uncle Sam, bisa wassalam dunia ini nanti," pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler