Tjahjo Kumolo Minta ASN Baca Pancasila Tiap Hari, Rocky Gerung: Sembunyi di Balik Demokratis, Padahal Otoriter

17 Juni 2021, 17:40 WIB
Rocky Gerung. /

GALAMEDIA – Menpan RB, Tjahjo Kumolo meminta kepada para ASN untuk membaca Pancasila setiap hari. Hal tersebut ditujukan agar mereka memiliki wawasan kebangsaan yang semakin kuat.

Menyoroti soal itu, pengamat politik, Rocky Gerung memandang jika saran tersebut terkesan seperti bersebrangan dengan partainya yakni PDIP.

Pasalnya, Rocky Gerung menilai PDIP akhir-akhir ini telah menunjukkan sikap yang kripto otoritarianisme.

“Anda (Tjahjo Kumolo) menunjukkan kemajemukan, tapi partai anda (PDIP) menunjukkan sikap kripto otoritarianisme,” ujar Rocky Gerung, seperti dilansir Galamedia dari saluran Youtube, @RockyGerungOfficial, Kamis, 17 Juni 2021.

“Maksud dari kripto otoritarianisme itu bersembunyi di balik sikap demokratis, padahal sebetulnya otoriter,” tambah dia.

Baca Juga: Kasus Unlawful Killing Belum Juga Diproses, Refly Harun: Ini Kasus Paling Besar dalam Pemerintahan Jokowi

Menurutnya, sikap kripto otoritarianisme yang dipertontonkan PDIP itu semata-mata untuk menyembunyikan kebobrokan mereka.

“Biasanya di dalam politik, kita menyembunyikan maksud supaya misi kita yang tidak terlihat. Bisa juga untuk menutupi kebobrokan. Saya tidak sebutkan PDIP melakukan itu, tapi lembaga survei yang menyajikan data seperti itu,” papar Rocky Gerung.

Selain itu, Rocky Gerung juga menuturkan bahwa PDIP kini sedang merasakan kegembiraan palsu.

Menurutnya, apabila hal tersebut terus dialami oleh PDIP, maka ini tentu sangat membahayakan PDIP.

“PDIP sebenarnya sedang digelembungkan dengan kegembiraan yang palsu. Contohnya seperti kedekatannya dengan Prabowo. Padahal, itu semua cuman sinyal palsu,” tutur Rocky Gerung.

“Kemaren, saya ada poster Puan Maharani di Solo. Euforia sejenis ini berbahaya untuk PDIP,” sambung dia.

Maka dari itu, Rocky Gerung menginginkan PDIP untuk kembali ke realitas. Pasalnya, hingga saat ini paham nasionalisme yang dibangun oleh Presiden Soekarno itu masih kuat.

Baca Juga: Kisruh TWK Masih Panas, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Janji Bakal Transparan Urus TWK

“Saya tidak ingin PDIP bubar. PDIP itu harus kembali ke realitas, mereka itu diperlukan karena market Soekarnoisme itu masih ada. Aliran politik kita itu masih nasionalis,” pinta Rocky Gerung.

“Jangan sampai PDIP itu lupa daratan. Jangan sampai mereka digelembungkan, terus tiba-tiba mereka ditusuk dari belakang, dan akhirnya kempes,” lanjutnya.

Sebagai referensi, Rocky Gerung meminta PDIP mempelajari insiden di masa lalu yang menimpa Presiden Soekarno atau tepatnya pada tahun 1965.

“PDIP harus sadar dulu di zaman orde baru, paham Soekarnoisme tiba-tiba dikempeskan dengan sebuah isu di tahun 65. Di orde baru, munculah paham Desoekarnoisme. PDIP harus belajar dari fenomena itu,” pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler