Potensi Ekonomi Pontren Belum Maksimal, Puskopontren Kembangkan Alat Tukar Digital Khusus Santri

27 Oktober 2021, 18:54 WIB
Ilustrasi alat tukar digital. /Pixabay

GALAMEDIA - Kendati memiliki potensi ekonomi yang besar, pesantren belum digarap secara maksimal hingga saat ini. Sehingga dibutuhkan instrumen khusus dengan memanfaatkan teknologi digital saat ini.

Melihat perkembangan tersebut, Pusat Koperasi Pondok Pesantren (Puskopontren) Jawa Barat tengah mengembangkan alat tukar digital khusus santri. Dimana dapat mendukung ekonomi pondok pesantren maupun santri di Jabar.

Sekjen Puskopontren Jabar, Yoga Udayana mengatakan, pihaknya menargetkan satu juta santri yang akan menjadi pengguna alat tukar digital tersebut di tahun pertama.

Baca Juga: Dapat Perintah Khusus dari Jokowi, Moeldoko Langsung Ambil Tindakan

Dengan demikian, pesantren-pesantren di Jawa Barat memiliki kemandirian ekonomi.

"Kita melihat bahwa di lingkungan santri atau pesantren ada potensi atau instrumen ekonomi, tapi tidak ada yang menggarap secara keseluruhan. Maka ini perlu dibangun sesuai dengan kondisi saat ini, yakni digitalisasi," ungkapnya.

Hal itu disampaikan Yoga di sela Rapat Anggota Tahunan (RAT) Puskopontren Jawa Barat tahun 2020 Balai Pelatihan Tenaga Koperasi dan UMKM Provinsi Jabar, Jln. Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu, 27 Oktober 2021.

Menurutnya potensi ekonomi yang berada disekitar lingkungan pondok pesantren perlu dioptimalkan, dalam rangka menyejahterakan santri maupun masyarakat pondok pesantren sendiri.

Baca Juga: Persib Kembali Dikudeta Bhayangkara FC, King Eze Cetak Gol Kemenangan atas Borneo FC

Ia mencontohkan untuk kebutuhan beras saja, dalam satu bulannya mencapai 13 ton untuk ribuan pondok pesantren di Jawa Barat. Namun pemenuhan kebutuhan itu dipenuhi sendiri oleh masing-masing pesantren.

"Jadi akan dilakukan terlebih dahulu konsolidasi produk dengan sistem manajemen ekonomi digital. Karena kita melihat sekarang sudah tidak usah belanja ke warung, tinggal pesan dimarketplace, itu akan coba kita terapkan di lingkungan pesantren," terangnya.

Yoga menuturkan, pihaknya kini sedang mempersiapkan data base awal untuk merealisasikan rencana mandiri ekonomi tersebut. Berdasarkan data yang dimilikinya, saat ini ada 1 juta santri di Jawa Barat.

"Kita seleksi Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) pelopor dulu, kira-kira sekitar seribu santri dari 53 Kopontren di Jawa Barat. Nanti setelah data base selesai, selanjutnya akan dilakukan pembinaan santri IT untuk dijadikan sebagai operatornya," jelasnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Utang Indonesia Tinggi Karena Warisan Masa Lalu, Mantan Pejabat Negara Beberkan Data

"Kemudian kita ke Bank Indonesia (BI), OJK, karena harus ada izin dan pengawasan dari mereka. Insfrastrukturnya juga disiapkan, kita ada ahli-ahli IT. Lalu dari sini nanti berkembang ke Santri mart dan lain sebagainya. Sehingga akan terjadi perputaran, dari santri, oleh santri dan untuk santri, manfaatnya untuk semua," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menerangkan berdasarkan data dari Kementrian Agama (Kemenag) ada sekitar delapan ribu pondok pesantren di Jawa Barat, dengan santri yang hampir mencapai 5 juta orang.

Dikatakannya banyaknya pondok pesantren dan santrinya tersebut, menjadi peluang untuk menggerakan ekonomi pesantren secara mandiri.

"Dari pada peluang itu diambil orang lain, lebih baik dimaksimalkan oleh koperasi pesantren. Pesantren harus mandiri dalam hal ekonomi," tambahnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler