Peringatan Sepuluh Tahun Kematian Sang Ayah, Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa 11 Hari

17 Desember 2021, 14:12 WIB
Dilarang Tertawa! Kim Jong-un larang warga Korea Utara tertawa selama 11 hari dalam rangka memperingati kematian Kim Jong Il. /Ilham Maulana /tangkapan layar Youtube Calon Sarjana

GALAMEDIA - Pemerintahan Korea Utara saat ini tengah memperingati sepuluh tahun kematian mantan pemimpin Kim Jong Il.

Dalam memperingati hari kematian tersebut, terdapat peraturan unik yang harus ditaati oleh warga Korea Utara.

Warga Korea Utara dilarang tertawa 11 hari selama memperingati hari kematian Kim Jong Il!

Otoritas pemerintah telah memerintahkan masyarakat untuk tidak menunjukkan tanda-tanda kebahagiaan saat Korea Utara memperingati kematian Kim Jong Il.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Instagram Jurnalis Brasil Diserbu Netizen +62: Saya Bukan Laura Anna dari Indonesia!

Perlu diketahui, Kim Jong Il memerintah Korea Utara dari tahun 1994 hingga kematiannya pada tahun 2011.

Ia kemudian digantikan oleh putra ketiga dan bungsunya, pemimpin saat ini Kim Jong-Un.

Usai sepuluh tahun kepergiannya, warga Korea Utara dipaksa untuk menjalani masa berkabung selama 11 hari di mana mereka tidak diizinkan untuk tertawa atau minum alkohol.

"Selama masa berkabung, kita tidak boleh minum alkohol, tertawa atau terlibat dalam kegiatan rekreasi," kata seorang warga Korea Utara.

Kabarnya, banyak orang berkumpul di sebuah acara untuk peringatan 10 tahun kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong Il di Pyongyang, Korea Utara, pada hari Rabu 15 Desember 2021.

Baca Juga: Verrell Bramasta Hadir di Perayaan Ultah Natasha Wilona, Warganet Tagih Postingan: Foto Sama Wilona Mana?

Tak hanya dilarang tertawa, dia mengatakan bahwa warga Korea Utara juga tidak diperbolehkan berbelanja bahan makanan pada 17 Desember 2021 di hari peringatan kematian Kim Jong Il.

“Di masa lalu banyak orang yang tertangkap minum atau mabuk selama masa berkabung ditangkap dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis. Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi,” ujar seorang warga.

“Bahkan jika anggota keluarga Anda meninggal selama masa berkabung, Anda tidak diperbolehkan menangis dengan keras dan tubuh harus dibawa keluar setelah selesai. Orang-orang bahkan tidak bisa merayakan ulang tahun mereka sendiri jika mereka jatuh dalam masa berkabung,” tambahnya.

Sementara itu, seorang penduduk provinsi barat daya Hwanghae Selatan, mengatakan petugas polisi diberitahu untuk mengawasi orang-orang yang tidak terlihat kesal selama masa berkabung.

“Dari hari pertama Desember, mereka akan memiliki tugas khusus untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung kolektif,” ujar sumber yang tak disebutkan namanya itu.

"Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa aparat penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali,” tambahnya.

Baca Juga: Lintasi Sumedang Jelang Nataru Harus Tunjukkan Surat Vaksin

Seorang warga menambahkan bahwa berkabung untuk Kim Jong Il, dan ayahnya Kim Il-Sung, mempengaruhi kehidupan sehari-hari Korea Utara.

“Saya hanya berharap bahwa masa berkabung untuk Kim Jong Il akan dipersingkat menjadi satu minggu, seperti masa berkabung untuk Kim Il-Sung,” ujarnya.

"Warga mengeluh bahwa yang hidup dipaksa untuk meratapi dua orang yang meninggal ini sampai mati,” tambahnya.

Seperti diketahui, Kim Jong Il meninggal karena serangan jantung pada 17 Desember 2011 pada usia 69 tahun setelah memerintah negara itu selama 17 tahun dalam kediktatoran yang brutal dan represif.

Kim Jong Il memerintah Korea Utara dari 1994 hingga kematiannya pada 2011, dan kemudian digantikan oleh putra ketiga dan bungsunya, pemimpin saat ini Kim Jong-Un.

Tiga generasi keluarga Kim telah memerintah Korea Utara sejak Kim Il-Sung mendirikan negara itu pada tahun 1948.
Ketika Kim Il-Sung meninggal pada tahun 1994, putra sulungnya, Kim Jong Il, mewarisi kekuasaan.

Kim Jong-Un adalah putra ketiga dan bungsu Kim Jong Il dan mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada tahun 2011.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler