Antartika: Arus Hangat Menghancurkan Gletser Thwaites, Apa Konsekuensinya?

16 Februari 2023, 09:55 WIB
Arus hangat menghancurkan gletser Thwaites. Ilustrasi gletser ice nature /Pixabay.com/Luis Valiente/

GALAMEDIANEWS - Jika gletser mencair, permukaan air laut global bisa naik lebih dari setengah meter. Namun, para ilmuwan yang mempelajari erosi ini mengatakan bahwa ada kabar baik dan kabar buruk.

Gletser Thwaites, juga dikenal sebagai Gletser Thwaites Barat, adalah gletser di Antartika Barat. Perkembangan dan kestabilannya telah menyebabkan para ilmuwan dan pemerhati lingkungan khawatir, karena telah mempengaruhi kenaikan permukaan laut di seluruh dunia, menyebabkan bencana alam seperti banjir, terutama di daerah pesisir.

Baca Juga: Antartika Mencair: Luas Lapisan Es di Laut Antartika Menyusut dalam 40 Tahun Terakhir

Gletser Thwaites diperkirakan mengandung es yang cukup untuk menaikkan permukaan laut global sebesar 65 cm jika mencair sepenuhnya. Selain itu, para ilmuwan telah menemukan bahwa jumlah es di Gletser Thwaites terus menurun dalam beberapa dekade terakhir.

Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pemanasan global dan pemanasan arus laut di sekitarnya. Para ilmuwan terus mempelajari dan memantau kondisi Gletser Thwaites untuk lebih memahami bagaimana pengaruhnya terhadap kenaikan permukaan air laut global.

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada Februari 2022, Gletser Thwaites tidak mengalami kehilangan massa es yang signifikan pada tahun 2021.

Hasil ini menunjukkan bahwa kehilangan massa es yang signifikan di Gletser Thwaites, seperti yang diperkirakan oleh para ilmuwan, tidak terjadi dengan cepat.

Air hangat merembes ke titik lemah di Gletser Thwaites raksasa Antartika, mengintensifkan pencairan yang disebabkan oleh kenaikan suhu, demikian hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature.

Temuan penelitian tentang Gletser Thwaites

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters pada Desember 2021 menemukan bahwa Gletser Thwaites mengalami peningkatan laju kehilangan massa es, terutama di bagian bawah gletser. Hal ini disebabkan oleh air laut yang hangat yang mengalir di bawah gletser dan memecah es di bawahnya.

Pada akhir 2019 dan awal 2020, sebuah tim yang terdiri dari 13 ilmuwan dari Amerika Serikat dan Inggris menghabiskan waktu sekitar enam minggu di gletser, memantau garis dasar gletser (titik di mana gletser pertama kali bertemu dengan laut setelah meluncur dari gletser) dengan menggunakan kendaraan robot bawah air yang disebut 'Ice Fins', menambatkan data, dan sensor.

Penelitian ini merupakan hasil dari upaya penelitian internasional senilai 50 juta dolar AS selama beberapa tahun untuk lebih memahami gletser terbesar di dunia ini.

Hingga saat ini, para ilmuwan belum dapat mengamati titik kritis Thwaites yang sulit dijangkau. Namun, menurunkan 'IcifinS' ke dalam lubang sempit 587 meter mengungkapkan sesuatu yang penting: bahwa retakan di jurang gletser memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada pencairan gletser itu sendiri.

Baca Juga: Gunung Es Terbesar di Dunia Pecah dan Hanyut di Antartika, Ilmuwan Peringatkan Hal Ini

Baca Juga: Retakan Raksasa di Antartika Lahirkan Gunung Es Seukuran Manhattan, Dunia Terancam?

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan Cornell, Brittney Schmidt, menemukan bahwa ketika air hangat masuk ke dalam celah-celah dan celah lainnya, yang disebut teras, hal ini menyebabkan pencairan lateral lebih dari 30 meter per tahun.

"Air hangat memasuki bagian terlemah dari gletser dan merusaknya," jelas Schmidt. "Temuan ini menyoroti bahwa perubahan iklim telah menjangkau hingga ke Antartika."

Kabar baik dan kabar buruk

Studi lain yang dilakukan oleh Schmidt menemukan bahwa sekitar lima meter pencairan per tahun terjadi di dekat garis dasar gletser. Angka ini lebih kecil dari model penurunan gletser paling agresif yang diperkirakan sebelumnya.

Namun, pencairan gletser masih sangat mengkhawatirkan, katanya. "Jika pencairan berkurang," kata Schmidt, "itu tidak mengubah fakta bahwa gletser sedang mundur.

Menurut Peter Davies, ahli kelautan di British Antarctic Survey dan penulis utama salah satu studi, masalah di Thwaites bukanlah mencairnya gletser, melainkan mundurnya gletser.

Semakin banyak gletser yang hancur atau mundur, semakin banyak es yang mengambang di air, katanya. Ketika es berada di daratan sebagai bagian dari gletser, maka es tersebut tidak menjadi bagian dari kenaikan permukaan air laut. 

Namun, ketika es meninggalkan daratan dan masuk ke dalam air, perpindahan tersebut menyebabkan naiknya permukaan air secara keseluruhan, seperti halnya memasukkan es ke dalam segelas air yang menyebabkan naiknya permukaan air." ***

Editor: Imam Ahmad Fauzan

Sumber: DW News

Tags

Terkini

Terpopuler