Kenaikan Harga Pakan Sebabkan Harga Daging Ayam di Bandung Masih Tinggi

4 Juli 2023, 08:54 WIB
Pedagang daging ayam di salah satu pasar di Kota Bandung./ antaranews.com /


GALAMEDIANEWS - Beberapa faktor dibeberkan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Jawa Barat, terkait harga daging ayam yang masih tinggi selama seminggu terakhir. Melansir dari Antara, menurut Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah, tingginya harga daging ayam ini disebabkan oleh kenaikan harga pakan, selain juga faktor adanya peningkatan permintaan.

 

Lanjut Elly, bahwa hingga seminggu lebih harga daging ayam belum beranjak turun. Harga daging ayam di pasar tradisional saat ini mencapai Rp40.000-Rp42.000/kg, 

Namun, Elly menuturkan, ada perbedaan harga daging ayam di toko ritel yang jauh lebih murah dibandingkan pasar tradisional.

"Kemarin hari Minggu saya memantau ke salah satu toko ritel. Harga daging ayam dibanderol Rp29.900. Itu beratnya 0,8 kg atau 0,9 kg. Kalau per kilogramnya jatuh di harga Rp33.000," ucapnya.

Elly menambahkan, selain daging ayam, kenaikan harga juga dialami pada produk cabai yang disebabkan oleh pasokan yang kurang. Harga cabai rawit di pasar tradisional kini mencapai Rp40.000-R50.000/kg, lalu harga cabai tanjung Rp80.000-Rp100.000/kg .

Baca Juga: HARGA BBM NAIK Terhitung 1 Juli 2023, Simak Daftar Lengkapnya di Sini

 

Menanggapi tingginya harga daging ayam dan cabai di pasaran, Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung Meiwan Kartiwa mengatakan bahwa hal ini terjadi karena imbas dari permintaan yang meningkat saat Hari Raya Idul Adha.

"Termasuk untuk cabai pun permintaannya meningkat. Cabai merah tanjung sering dipakai untuk masak besar, apalagi di Hari Raya Idul Adha," ungkap Meiwan.

Meiwan menjelaskan, alasan perbedaan harga daging ayam antara pasar tradisional dengan toko ritel karena di pasar tradisional rata-rata menjual daging ayam per kilogram, sedangkan di toko ritel tidak per kilogram.

Untuk faktor lainnya, imbuh Meiwan, disebabkan oleh alur distribusi daging ayam. Toko ritel mendapatkan ayam yang sudah dipotong langsung dari distributor dan tinggal dijual, sedangkan di pasar tradisional prosesnya lebih panjang.

Baca Juga: Sempat Bocor, Harga Tiket Persib vs Madura United Dianggap Terlalu Mahal!

 

"Biasanya kurang dari 1 kg, seperti 0,8 kg atau 0,9 kg beratnya, dan rantai pasoknya pertama mereka dapat dari peternak, kemudian dari distributor. Di pasar ada bandar lagi, dari bandar baru ke pengecer. Dari distributor ke bandar pasti ambil untung lagi. Makanya bisa terjadi perbedaan," ujar Meiwan.

Hal tersebut berbeda dengan komoditas cabai, dimana cabai yang dijual di toko ritel lebih mahal karena kualitasnya sudah dipilih yang bersih dan dikemas dengan baik yang berbeda dengan cabai yang ada di pasar tradisional.

Baca Juga: CATAT! Jadwal, Harga Tiket Konser “DEWA 19 featuring ALL STARS” Akan Digelar di Stadion Jalak Harupat Bandung

 

Agar kestabilan harga daging ayam dan cabai kembali terjadi, Meiwan menuturkan pihaknya terus melakukan pantauan harga dan ketersediaan. Selain itu, koordinasi terus dilakukan dengan pihak distributor ayam dan cabai, serta daerah penghasil. Meiwan mengungkapkan, kenaikan daging ayam dan cabai terjadi bukan hanya di Kota Bandung, tapi hampir di semua daerah.***

Editor: Feby Syarifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler