GALAMEDIANEWS - Yazan Al - Kafarna bocah usia 10 tahun, asal gaza dikabarkan menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 4 Maret 2024, di Rumah Sakit al-Najjar Rafah.Setelah melewati rawat inap akibat berbulan - bulan divonis menderita malnutrisi, atau kekurangan gizi.
Pada saat hembusan terakhir, keadaan tubuh Yazan hanya tinggal tulang, dengan pipinya yang cekung. Yazan terlihat bukan lagi seperti manusia, dikondisi terakhirnya. Yazan menderita kondisi kesehatan buruk, setelah perpindahannya dari Gaza Utara ke Kota Rafah.
Awal sebelum perang, Yazan ada dalam keadaan sehat. Dia memiliki akses terhadap semua makanan dan perawatan medis yang dia butuhkan.
Baca Juga: Dunia Mengutuk Aksi Israel Saat Warga Palestina Sedang Antri Sumbangan
Namun setelah peperangan dimulai di Daerah Rafah, semuanya terputus. Barulah penyakit malnutrisi terjadi terhadap Yazan, dan mengancam kematian.
Karena kekurangan gizi akibat kekurangan makanan, kekurangan oksigen di Rumah Sakit dan kurangnya perawatan kesehatan. Terakhir Yazan bertahan hidup hanya dengan beberapa potong roti.
Keadaan di Gaza makin memprihatinkan, ternyata tidak hanya Yazan korban dari krisis kelaparan dan kekurangan gizi. Dikabarkan total anak yang meninggal di jalur Gaza sejak oktober total 16 orang, karena kekurangan gizi.
Baca Juga: MUI Tegaskan Dukungannya untuk Palestina, Ini Kata Sejumlah Negara
Hal yang menjadi penyebab krisis kelaparan adalah karena bantuan makanan ke Gaza masih jauh dari standar kebutuhan. Masalahnya lebih buruk daripada di wilayah Utara, karena satu - satunya yang diizinkan Israel untuk dilewati truk adalah wilayah Selatan.
Hingga sampai saat ini, pengepungan di area Rafah masih terus berlangsung. Keluarganya Kafarana mengungsi dari Beit Hanoun di Gaza ke Rafah di selatan.
Selain menggunakan serangan senjata dan bom, israel juga membuat kelaparan sebagai senjata dalam aksi pembunuhan massal yang mereka lakukan.***