Pengamatan Hilal 1 Ramadan 1445 H Bersama Fakultas Syariah Unisba

11 Maret 2024, 07:20 WIB
Pengamatan hilal bersama Fakultas Syariah Unisba //media.unisba.ac.id//

GALAMEDIANEWS – Penentuan 1 Ramadan 1445 salah satu caranya adalah dengan melakukan pengamatan hilal. Salah satu pihak yang melakukan pengamatan hilal tahun 2024 ini adalah dari Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba).                                

Pengamatan hilal 1 Ramadhan 1445 H ini bekerja sama dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Provinsi Jawa Barat.

Pemantauan hilal sendiri dilakukan di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba dengan koordinat tempat Lintang -6˚54’12” LS, Bujur 107˚36’32” BT dan ketinggian tempatnya 750 Meter diatas permukaan laut, pada Minggu (10/3/2024).

Baca Juga: Kapan Sidang Isbat Dilakukan? BBMKG Memantau Hilal

Ajam Mustajam selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, mengatakan berdasarkan pemantauan hilal di Observatorium Albiruni Unisba bahwa hilal belum terlihat, termasuk di 10 wilayah lainnya di Jawa Barat. “Berdasarkan pemantauan, posisi hilal kurang dari 1 derajat. Tentu kami akan melaporkan hasil ini ke pusat. Hasil pengamatan di 10 titik lainnya juga akan dilaporkan,” ujarnya.

Encep Abdul Rojak selaku Kepala Observatorium Albiruni mengatakan, kegiatan ini berstatus resmi terdaftar sebagai titik pengamatan hilal awal Ramadhan. “Artinya hasil dari pengamatan ini akan dilaporkan kepada Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai bahan Itsbat Awal Ramadan 1445 H,” ujarnya.

Encep menjelaskan lebih lanjut, jtimak atau konjungsi terjadi pada pukul 16:01 WIB (10/3/2024). “Konjungsi berarti posisi Bumi, Bulan, dan Matahari berada pada satu garis astronomis. Sejak terjadinya konjungsi sampai dengan waktu pengamatan disebut Umur bulan/hilal sekitar 2 jam 7 menit”.

Encep menuturkan kembali, pada saat matahari terbenam pukul 18.08 WIB, tinggi hilal sudah +0˚59’10”, dan hilal terbenam pada pukul 18.13 WIB. “Tinggi hilal ini dihitung dari ufuk secara vertikal sampai dengan posisi bulannya. Nilai ketinggian saat ini belum memenuhi Batas minimal hilal/bulan mungkin terlihat (Imkan Rukyat), yaitu kriteria +3˚, sehingga hilal mungkin tidak dilihat,” ungkapnya.

Baca Juga: Link Live Streaming Gratis dan Jadwal Sidang Isbat Penetapan Awal Puasa Versi Kemenag, Minggu 10 Maret 2024

Peralatan yang dipergunakan terdiri dari Teropong Digital Computerize dua buah & Teropong manual satu buah. “Diantaranya yang tersimpan di doom albiruni dan milik BHRD Provinsi Jawa Barat,” kata Encep menambahkan. Pengamatan dilakukan secara manual dan digital.

Pengamatan digital menggunakan teropong Cem70 merk iOptron yang terpasang di dalam observatorium/doom, dibantu juga dengan kamera CCD hitam putih yang menghubungkan teropong dengan laptop dan terkoneksi juga ke Layar TV melalui HDMI.

Menurutnya, para peserta yang hadir dapat bersama-sama berusaha untuk melihat hilal dari teropong utama yang akan disambungkan melalui media TV dalam menampilkan tangkapan teropong. “Sehingga setiap orang yang hadir memiliki kesempatan yang sama untuk melihat hilal,” Encep menjelaskan lebih lanjut.

Fakultas Syariah Unisba dengan observatorium yang dimilikinya merupakan bukti nyata untuk membantu pemerintah dalam hal ini menentukan hilal untuk penentuan 1 Ramadan 1445 H. Kemampuan yang mumpuni menjadikannya menjadi salah satu tempat pemantauan.

Observatorium Albiruni tidak hanya sebagai tempat untuk melakukan peninjauan di saat seperti saat ini, tempat ini dijadikan tempat pengembangan dan peningkatan kemampuan mahasiswa dalam mempelajari ilmu falak, yaitu cabang astronomi yang khusus mempelajari gerak dan posisi benda-benda langit, khususnya matahari dan bulan. Harapannya Observatorium ini diperbaharui terus baik alat maupun aplikasi yang sesuai dengan perkembangan jaman.  ***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: bandung.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler