GALAMEDIA - Rombongan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Bandara Soekarno-Hatta sepulang lawatannya dari Amerika Serikat, Rabu 25 November 2020, dini hari.
Dalam konferensi pers semalam, Edhy Prabowo sebagai tersangka oleh KPK atas kasus dugaan suap terkait perizinan tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.
Pengamat politik Rocky Gerung menangkap pesan terhadap penangkapan Edhy Prabowo sebagai sebuah sinyal politik dari Istana.

Dalam perbincangannya dengan Hersubeno Arif pada tayangan video di akun Youtube Rocky Gerung Official, ia menafsirkan penangkapan Edhy bisa saja menjadi pertanda Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tak lagi dibutuhkan oleh Istana.
Status Prabowo Subianto saat ini merupakan Ketua Umum Partai Gerindra sementara Edhy Prabowo sebagai Wakil Ketua Umumnya.
Dugaan sinyal Istana dibalik penangkapan ini diperkuat dengan keanehan postur politik di Istana usai kepulangannya Prabowo dari Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Buronan KPK Kasus Edhy Prabowo Ternyata Anggota Tim Pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Salah satu yang disoroti adalah ketiadaan poin khusus yang disampaikan Prabowo kepada publik, seusai melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS.
Komentar