Miris, Hampir Setiap Desa di Indonesia Tidak Memiliki Peta Evakuasi, Ini Kata Kepala BMKG

- 16 Maret 2021, 15:23 WIB
Tangkapan gambar zoom Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers secara daring.
Tangkapan gambar zoom Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers secara daring. /Kabar Banten/

GALAMEDIA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan masyarakat di desa atau kelurahan yang rawan tsunami harus punya peta evakuasi sebagai upaya mitigasi jika bencana alam tersebut sewaktu-waktu terjadi.

"Peta desa sudah mulai harus disusun oleh masyarakat sendiri, karena yang evakuasi adalah warga setempat jadi mudah dipahami," kata Dwikorita saat membuka kegiatan Sekolah Lapang Geofisika yang dipantau secara daring, Selasa 16 Maret 2021.

Peta di level desa atau peta mikro tersebut menjadi peta operasional, sedangkan peta yang disiapkan BMKG sebagai peta rencana bisa menjadi referensi masyarakat.

"Peta yang dibuat pemerintah daerah juga harus dicocokkan dengan peta desa, dicek apakah peta sudah ada jalur evakuasinya," tambah dia.

Baca Juga: Jokowi Akui Tak Minat Jabat 3 Periode, Rocky Gerung: Ke Publik Gitu, Tapi Batin Kekuasaan Beda lagi

Selain menyiapkan peta dan jalur evakuasi, juga perlu dibuat rencana kontijensi dan memperkuat tim siaga bencana di tingkat desa dengan sering berlatih dan simulasi, juga melengkapi sarana dan prasarana evakuasi.

Menurut dia, latihan evakuasi mandiri juga perlu sering dilakukan agar masyarakat terlatih untuk menyelamatkan diri, sedangkan pemerintah menyiapkan sarana dan prasarananya.

Hal senada disampaikan Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan bahwa sebelum bencana terjadi ada upaya-upaya yang bisa dilakukan, yaitu kesiapsiagaan dan mitigasi dengan memahami risiko sekitar.

"Latihan-latihan, simulasi dan sosialisasi harus terus dilakukan, sehingga masyarakat sudah memahami jika terjadi tsunami apa yang harus dilakukan, termasuk menyiapkan rencana evakuasi di level desa dan kelurahan yang rawan tsunami," katanya.

Baca Juga: Lucinta Luna Bagikan Pengalamannya di Penjara, Lucinta: Di Sana Aku Tetap Perawatan Kecantikan

BMKG menggelar Sekolah Lapang Geofisika (SLG) secara nasional di 30 lokasi, salah satunya di DI Yogyakarta selama dua hari pada 16-17 Maret 2001 sebagai upaya meningkatkan pemahaman produk informasi serta membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami.

Selain membangun sikap tanggap gempa bumi dan tsunami bagi masyarakat dan sekolah yang berada di wilayah potensi gempa bumi dan tsunami, SLG juga bertujuan untuk menguatkan koordinasi antara UPT Geofisika sebagai perpanjangan tangan BMKG pusat dengan stakeholder BMKG di daerah.

Baca Juga: 7 Negara Terkaya di Dunia, Dua di Antaranya Ada di Asia Tenggara

Serta menguatkan peran BPBD sebagai simpul utama rantai komunikasi di daerah dalam memberikan informasi dan arahan yang benar kepada masyarakat dan SKPD terkait peringatan dini tsunami.

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x