Menurutnya, meskipun Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia, masih memiliki kekurangan karena harga pasar kelapa sawit dunia ditentukan bukan dari Tanah Air melainkan dari pasar Malaysia maupun Rotterdam.
Dia menyebut Indonesia mencoba menjaga penyerapan hasil panen kelapa sawit Indonesia dengan program B30, yaitu bahan bakar diesel dengan campuran minyak kelapa sawit, agar tidak terlalu terpengaruh dengan harga pasar internasional.
"Itu membuktikan kita bisa sustain, ketika negara lain turun, kita bisa menjaga. Yang diuntungkan tidak hanya pengusaha, tapi juga para pekerja dan petani, yang tadinya income berbeda sangat jauh dengan Malaysia, sekarang tingal 7 persen," jelasnya, dilansir Antara.
Baca Juga: Link Streaming Ikatan Cinta 17 April 2021: Nino dan Papa Surya Selidiki Hubungan Ricky Elsa
Melalui program Indonesia Tumbuh, pemerintah juga berfokus untuk menjaga keberlangsungan energi dengan memaksimalkan sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia dengan cara hilirisasi.
Menteri BUMN menyebut pemerintah berfokus pada pengembangan energi baru terbarukan di antaranya DME gasifikasi batu bara yang melimpah di Indonesia untuk menggantikan impor LPG.
Kemudian pemanfaatan solar panel, serta pengembangan pembangkit listrik tenaga air yang akan menjadi masa depan sumber energi di Indonesia.***