China Bangun 2 Reaktor Nuklir Misterius, Diperkirakan akan Menyala Tahun 2023 dan 2026

- 27 Mei 2021, 12:07 WIB
Foto ilustrasi: Kementerian Pertahanan Korea Selatan Alami Kebutaan, Tak Bisa Lacak Keberadaan Rudal Nuklir Korea Utara
Foto ilustrasi: Kementerian Pertahanan Korea Selatan Alami Kebutaan, Tak Bisa Lacak Keberadaan Rudal Nuklir Korea Utara /missilethreat.csis.org
GALAMEDIA - Perusahaan Nuklir Nasional China sedang membangun dua reaktor nuklir misterius yang menarik banyak perhatian termasuk para ilmuwan.

Pembuatan nuklir tersebut dilakukan di pulau kecil Chabiao Provinsi Fujian. Reaktor tersebut dijadwalkan akan menyala pada tahun 2023 dan 2026.

Keduanya merupakan tipe yang disebut China Fast Reactor 600 (CFR-600). Reaktor tersebut merupakan jenis breeder yang berarti reaksi nuklirnya menghasilkan lebih banyak bahan bakar daripada yang digunakannya.
 

Dilansir Galamedia dari Popular Mechanic, reaktor breeder sudah lama ditinggalkan negara AS, Inggris dan Jerman karena dirasa tidak efektif.

CFR-600 merupakan tipe reaktor neutron cepat berpendingin natrium. Masing-masing dari dua reaktor CFR-600 akan menghasilkan energi 1.500 MWt dan 600 MWe.

Reaktor berbahan uranium lebih mahal dibandingkan dengan yang lainnya. Itulah yang membuat para ilmuwan bertanya-tanya mengapa China tetap membangun breeder?
 
Baca Juga: Kesaksian Pegawai KPK yang Tak Lulus TWK: Saya China, Kalau di KPK Ada Taliban Saya Gak Bisa Hidup di Situ

Dalam sebuah makalah baru, para ahli dari Pusat Pendidikan Kebijakan Nonproliferasi (NPEC) mengatakan dengan jumlah plutonium tingkat senjata yang akan dibuat oleh reaktor cepat, China dapat memiliki 1.270 hulu ledak nuklir pada tahun 2030.

Sementara itu, China malah menimbun plutonium sementara negara AS, Jepang dan Korea Selatan semuanya telah melaporkan status plutonium (tidak digunakan dalam persenjataan) kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
 
Baca Juga: Gerhana Bulan Kuatkan Fakta Bentuk Bumi Itu Bulat, Hal Ini Menepis Pendapat yang Mengatakan Bumi Itu Datar

Seorang ahli menjelaskan, pejabat intelijen AS memprediksi jika China saat ini tengah terlibat dalam pembuatan senjata nuklir besar.

Setidaknya dua kali lipat atau lebih ukuran persenjataan nuklir Beijing. Oleh sebab itu, ahli memperkirakan pengumpulan plutonium memberi mereka banyak sumber daya penting.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x