Hampir 2 Tahun Pandemi, Pemerintah Seharusnya Buat Target Keberhasilan: Rakyat Jenuh dengan Covid-19

- 20 Agustus 2021, 17:25 WIB
Anggota DPR RI, Mulyanto.
Anggota DPR RI, Mulyanto. /Jurnal Soreang /dpr.go.id

GALAMEDIA – Keputusan pemerintah untuk kembali melanjutkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) disoroti oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Anggota DPR RI Fraksi PKS, Mulyanto menilai, perpanjangan PPKM tanpa target dan indikator keberhasilan menunjukkan bahwa pemerintah sendiri tidak punya program penanggulangan pandemi Covid-19 yang jelas serta terukur atau akuntabel.

Tanpa indikator keberhasilan itu, maka buka-tutup maupun mengganti-ganti istilah PPKM dapat dipersepsikan publik hanya alat pemerintah untuk meredam gejolak dalam masyarakat.

Di mana publik sendiri sudah jenuh dengan ini terkhusus menghadapi Covid-19.

Baca Juga: Jokowi Izinkan Sekolah Tatap Muka Digelar: Silahkan, Kalau Semuanya Sudah Divaksin

“Yang mulai jenuh menghadapi pandemi Covid-19,” katanya kepada wartawan, Jumat, 20 Agustus 2021.

Politisi PKS ini mengusulkan, seharusnya pemerintah menjelaskan apa saja target yang hendak dicapai dalam pelaksanaan PPKM.

Sebagai contoh, jumlah target positive rate (prosentase kasus positif dari total testing) harian, jumlah target kasus tambahan positif harian, hingga target penurunan jumlah kematian akibat Covid-19 per harinya.

Menurutnya semua data tersebut bisa dihitung dan diperkirakan jumlahnya.

“Semua itu kan bisa dihitung dan diperkirakan,” tuturnya.

Sehingga dengan indikator yang jelas, publik dapat menilai apakah pemerintah betul-betul bekerja on the track untuk mencapai target atau tidak.

Baca Juga: Kurangi Mobilitas, Polres Ciamis Sosialisasikan Aturan Ganjil-Genap

Sebab, Mulyanto tidak ingin rakyat dikenakan berbagai pembatasan, namun pemerintah tidak menjamin perkembangan upaya penanggulangan pandemi Covid-19.

Selain itu, Mulyanto juga menyoroti pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin, 16 Agustus 2021 lalu yang tidak menyebutkan target-target indikator penanggulangan pandemi yang mendasari RAPBN tahun 2022.

Padahal faktor pandemi sangat berpengaruh terhadap target capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2022.

“Target pertumbuhan ekonominya ditetapkan, namun target penanggulangan pandeminya tidak. Ini kan aneh,” tegasnya.

Baca Juga: Ini Enam Musisi Tanah Air yang Wajahnya Terpampang di Times Square

“Ini sudah masuk tahun kedua pandemi. Pemerintah harusnya sudah bisa memetakan masalahnya dan kemudian menyusun rencana penanggulangannya,” pungkasnya.

Sebagai informasi, bedasarkan laporan pemerintah, per Kamis, 19 Agustus 2021 terjadi 22.053 penambahan kasus positif Covid-19.

Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 3.930.300 sejak pertama kali diumumkan pada Maret 2020 lalu.

Selanjutnya, sebanyak 29.012 orang dinyatakan sembuh dari infeksi virus tersebut. Akumulasi pasien yang sudah sembuh dari infeksi hingga saat ini sudah mencapai 3.472.915 orang.

Berikutnya, terjadi 1.492 penambahan kasus kematian akibat Covid-19. Sehingga total kematian akibat Covid-19 di Indonesia menjadi 122.633 kasus kematian.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah