Duga Pemerintah Dapat Tekanan Asing, Siti Fadilah Supari: Harusnya Vaksin Nusantara dan Merah Putih Digeber

- 1 September 2021, 10:10 WIB
Ilustrasi vaksin produk dalam negeri.
Ilustrasi vaksin produk dalam negeri. /Pikiran Rakyat

GALAMEDIA - Meski kini pasien Positif Covid-19 mengalami kecenderungan menurun dari bulan sebelumnya, Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari meyakini serangan virus corona bakal datang lagi.

Hal itu diungkapkannya saat berbincang-bincang dengan Rahma Sarita pada tayangan video berjudul SITI FADILAH SUPARI : "VAKSIN NUSANTARA TIDAK BISA DIPRODUKSI MASAL? ITU TIDAK BENAR!" pada kanal Realita TV dikutip, Rabu, 1 September 2021.

"Kita belum bisa jawab kenapa kasus Covid-19 bisa naik turun drastis. Makanya, kita harus siap. Saya yakin serangan itu akan datang lagi," ujar Siti Fadilah.

"Siapnya harus bagaimana? Kita harus kuat imun. Ya solusinya Vaksin Nusantara," ujarnya.

Ia pun mengingatkan kembali pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaratiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebutkan pandemi Covid-19 berkemungkinan berlangsung hingga tiga tahun ke depan.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 1 September 2021: Mama Rosa Hampir Tertabrak Gerobak Baso, Untungnya Al Melindunginya

"Jadi harus beli vaksin terus? Masa enggak bisa bikin sendiri. Harusnya Vaksin Nusantara dan Merah Putih digeber," ujarnya.

Mantan Menteri Kesehatan SIti Fadilah Supari saat berbincang-bincang dengan Rahma Sarita.
Mantan Menteri Kesehatan SIti Fadilah Supari saat berbincang-bincang dengan Rahma Sarita.

Ketika disinggung Rahma Sarita apakah vaksin lokal tak mendapat dukungan, Siti Fadilah menjawab, kalau dari rakyat banyak yang mendukung.

"Mungkin pemerintah mengalami sesuatu yang tak bisa dibilang ke rakyatnya, mungkin ada tekanan dari asing , kita tak tahu. Yang nyata rakyat itu takut (divaksin), menolak divaksin, dikejar ada yang digebukin," ujarnya.

"Saya yakin tak ada pemimpin yang tak ingin melindungi rakyatnya kecuali kalau ada sesuatu yang terjadi kepada pemimpin kita. Mungkin ingin melindungi tapi caranya itu sulit dimengerti rakyatnya," katanya.

Ia pun menyatakan, anak bangsa sebenaranya sudah sanggup memproduksi vaksin sendiri. Ia pun mencontohkan PT Biofarma.

Namun ia pun meragukan perusahaan vaksin terbesar di Indonesia tersebut karena kepemilikan sahamnya sudah dibeli pihak tertentu.

"Masih bisah merdeka atau tidaknya, saya tidak tahu," ujarnya.

Meski begitu ia berharap pemerintah, termasuk PT Biofarma bisa berdaulat sehingga bisa melakukan kegiatannya untuk kepentingan rakyat Indonesia.

Menanggapi klaim Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berhasil menurunkan angka positif, Siti Fadilah meragukannya. "Saya kira itu hanya sekadar asumsi ya," ujarnya.

Soalnya hingga saat ini pihak terkait tidak memiliki data mengenai penyebab naik atau turunnya jumlah pasien Covid-19. "Dulu kasus sempat melompat di masa PPKM. jadi, itu asumsi. Singapura aja PPKM-nya ketat tetap bisa meledak lagi," ujarnya.

Baca Juga: Habib Rizieq Tempuh Kasasi, Wakil Ketua MPR Wanti-wanti Mahkamah Agung

Sehubungan hal itu, menurutnya, penurunan kasus Covid-19 di sejumlah daerah merupakan hal keberuntungan bukan keberhasilan. "Kalau keberhasilan, tentunya itu harus bisa dijelaskan, begini begini begini," lanjutnya.

Ia pun mengingatkan pemerintah agar tak bekerja sendiri untuk menangani pandemi Covid-19. "Jangan buat kebijakan yang sengsarakan rakyat. Buat kebijakan yang happy buat rakyat tapi bisa tangkal penyakit. Ini memang butuh perenungan, tak bisa bussiness as usual," ucapnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x