Menag Yaqut Cholil Qoumas Sebut Menteri Agama Harus Beragama Islam, Ternyata Ini Alasannya

- 2 November 2021, 16:44 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas. /Dok/ Kemenag/ kemenag.go.id
Menag Yaqut Cholil Qoumas. /Dok/ Kemenag/ kemenag.go.id /

GALAMEDIA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau yang akrab disapa Gus Yaqut mengatakan, Menteri Agama harus beragama Islam.

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu juga kemudian menjelaskan terkait sejarah berdirinya Kementerian Agama di Indonesia.

Hal tersebut disampaikannya melalui video diskusi dalam Podcast Deddy Corbuzier pada Selasa, 2 November 2021.

Deddy sebagai lawan bicara Gus Yaqut mempertanyakan apakah Menteri Agama harus beragama Islam atau tidak.

Baca Juga: Sandiaga Uno Optimis Bisa Selamatkan Garuda Indonesia: Kebanggan bagi Bangsa Indonesia!

Yaqut pun mengatakan, Menteri Agama harus beragama islam jika melihat sejarahnya.

"Kalau melihat sejarah, ya harus Islam," kata Yaqut, dikutip Galamedia dari kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Selasa, 2 November 2021.

"Kenapa? Asal muasal dari Kementerian Agama ini jawatan agama yang memang mengurusi Islam," katanya menambahkan.

Deddy mengatakan bahwa agama di Indonesia itu ada banyak, dan bukan hanya Islam saja.

“Itu yang kemudian menjadi kebesaran hati, yang seharusnya menjadi umat Islam dibuka untuk yang lain,” paparnya.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 2 November 2021: Elsa Terancam! Pemilik Rehab Pertimbangkan Ucapan Irvan

Yaqut juga menjelaskan bahwa umat Islam itu harus melindungi yang kecil karena sebagai agama mayoritas di Indonesia.

"Karena sebenarnya seharusnya, umat Islam itu harus melindungi yang kecil. Karena mayoritas. Kalau Islam ini besar, maka memiliki kewajiban untuk melindungi," katanya.

Deddy menanyakan apakah mungkin bila yang menjabat Menteri Agama berasal dari agama lain seperti Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, atau Konghucu.

Gus Yaqut mengatakan, hal tersebut adalah mungkin karena, kata Gus Yaqut, tidak ada yang tidak mungkin.

"Kalau berbicara mungkin, ya semua serba mungkin. Bisa saja Menteri Agama beragama selain Islam," kata Gus Yaqut.

Baca Juga: Viral Video Nia Ramadhani-Ardi Bakrie Makan di Resto Mewah, Begini Respons Balai Rehab

Menag menekankan, posisi menteri itu merupakan jabatan politis, jadi untuk mengisi jabatan politis bisa diisi oleh siapa saja.

Yaqut kemudian mengatakan secara blak-blakan bahwa tidak mudah mengurusi agama di Indonesia yang cukup banyak.

"Ya memang tidak mudah. Tapi kalau kita mengikuti itu, agamanya banyak, masa iya menteri agama sesuai dengan jumlah agama?" kata Gus Yaqut.

Gus Yaqut mengatakan, dengan memilih Menteri Agama dari agama mayoritas adalah pilihan yang tepat karena mereka memiliki kewajiban untuk melindungi yang kecil.

"Maka menurut saya, kebijakan menteri agama dipilih dari jumlah pengikut terbesar, menurut saya itu tepat," jelasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah