Akmal Marhali Sentil PT LIB: Jangan Sampai Kompetisi Hanya Sekedar Jalan Tanpa Memikirkan Kualitas

- 6 Januari 2022, 21:41 WIB
Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali. / Instagram/AkmalMarhali /
Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali. / Instagram/AkmalMarhali / /

GALAMEDIA - Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mempertanyakan keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang memilih Bali sebagai venue BRI Liga 1 series IV.

Hal itu menyusul beredarnya video ruang ganti pemain di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, Bali yang tak layak pakai.

Akmal Marhali menilai bahwa PT LIB terlalu memaksakan memilih Bali sebagai venue BRI Liga 1 series IV. Apalagi di pulau dewata itu hanya ada satu stadion yang sesuai standar AFC.

Baca Juga: 6 Penyebab Kulit Kering, Berikut Solusi dari dr. Naomi Laura Hutapea

"LIB terlalu memaksakan menggelar lanjutan Liga 1 di Bali dengan empat venues dan hanya Stadion I Wayan Dipta yang memenuhi standar kelayakan untuk Liga 1 sesuai Standar Lisensi Klub Profesional dari AFC," kata Akmal Marhali lewat keterangan dari unggahan di akun Instagram miliknya, dikutip Galamedia, Kamis 6 Januari 2021.

Ia kemudian mempertanyakan alasan PT LIB yang tak memilih daerah lain untuk menggelar BRI Liga 1 series IV.

Padahal menurutnya Jawa Timur dan Kalimantan merupakan dua daerah yang pantas untuk venue BRI Liga 1 series IV, terlebih sudah memiliki stadion-stadion berstandar AFC.

Baca Juga: Pelatih Persebaya Aji Santoso Soroti Ruang Ganti Stadion Ngurah Rai: PT Liga Harus Tahu!

"Kenapa tidak digelar di Jawa Timur atau Kalimantan misalnya," terangnya dikulk

Lebih lanjut, dengan adanya kasus ruang ganti pemain tak layak pakai itu, Akmal Marhali meminta PT LIB segera mengevaluasi kompetisi BRI Liga 1.

Bahkan ia menyindir PT LIB yang dianggapnya hanya sekedar menjalankan kompetisi tanpa memikirkan hal-hal lainnya.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Bakal Lapor Balik ke Polisi, Ketua KNPI: Seribu Laporan, Tak Akan Membuat Ciut Nyali Saya

"Ini harus dievaluasi. Jangan sampai kompetisi hanya sekadar jalan tanpa memikirkan kualitas dan juga output yang dihasilkan," lanjutnya.

Selain itu, Akmal juga menyoroti dana besar yang telah dikeluarkan untuk menggelar kompetisi sepakbola di tanah air.

Meski tak menyebut nominal, Akmal menyampaikan bahwa jumlah dana yang besar itu tak memberikan dampak yang baik bagi kompetisi.

"Sayang dana besar yang telah dikeluarkan tidak memberikan dampak signifikan bagi kompetisi #sepakbolanasional baik untuk domestik maupun Internasional," ujarnya.

Baca Juga: Nazaruddin Ajukan Permohonan Suntik Mati ke Pengadilan! Kenapa Ya?

Apalagi saat ini kompetisi sepakbola tanah air sangat tertinggal jauh dari level Asia dan hanya menduduki peringkat 25.

Peringkat itu pun yang mempengaruhi Indonesia tak bisa mengirimkan wakilnya untuk mendapat slot langsung di Asia Champion League.

Bahkan untuk ukuran Asia Tenggara saja, kompetisi sepak bola Indonesia berada di posisi ketujuh di bawah Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina, Singapura, dan Myanmar.***

 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x