Peristiwa Hari Ini: 200 Orang Dikuburkan Akibat Epidemi Black Death, 673 Tahun Lalu

- 2 Februari 2022, 21:32 WIB
Ilustrasi wabah black death/Sumber: Britannica
Ilustrasi wabah black death/Sumber: Britannica /

GALAMEDIA - Black death adalah salah satu sejarah kelam yang pernah dialami bangsa Eropa.

Akibat black death, 200 orang kehilangan nyawanya dan dikebumikan tepat pada hari ini, 673 tahun silam.

Black death merupakan suatu peristiwa yang memakan korban banyak orang akibat wabah pes.

Baca Juga: Kritik Tentang Keadaan Saat ini, Yok Koeswoyo Ubah Lirik Lagu Koes Plus: Bukan Lautan Hanya Kolam Lumpur

Wabah pes yang diduga berasal dari Asia tersebut telah memakan korban lebih dari 20 juta orang Eropa.

Jumlah tersebut sama dengan sepertiga populasi benua Eropa pada masa itu.

Wabah black death diduga dibawa oleh kapal dagang Asia yang berlayar menuju Eropa.

Sepanjang perjalanan, korban wabah pes berjatuhan dari mulai Cina, India, Persia, Suriah, hingga Mesir.

Baca Juga: Gak Perlu ke Rumah Sakit, Segera Lakukan Ini Jika Kamu Positif Omicron

Namun penelitian menunjukkan bahwa wabah pes telah muncul di Eropa sejak 3000 sebelum masehi.

Orang-orang yang terserang wabah pes menunjukkan gejala tertentu.

Seorang pujangga Italia, Giovanni Boccacio menggambarkannya dengan munculnya bengkak di area ketiak dan selangkangan.

Pembengkakan tersebut tumbuh hingga sebesar buah apel.

Baca Juga: Polri Jawab Keraguan Masyarakat Soal Kasus Arteria Dahlan, Politisi PDIP Segera Ditangkap

Darah dan nanah perlahan keluar dari area yang membengkak tersebut.

Penderita pes juga akan mengalami gejala seperti demam, muntah, diare, rasa sakit, dan akhirnya kematian.

Boccacio juga mengungkapkan betapa menularnya penyakit tersebut.

“Hanya dengan menyentuh baju, wabah tersebut akan menulari orang yang menyentuh baju tersebut,” kata Boccacio.

Baca Juga: Sastrawan Politik Desak Polisi Tangkap Puan dan Arteria: Jangan Hukum Tajam ke Aktivis Saja

Ia juga menambahkan betapa bahayanya wabah pes kala itu.

Seseorang yang terlihat sehat dapat meninggal keesokan harinya.

Kini, para ilmuwan telah menemukan bahwa pandemic black death disebabkan bakteri bernama Yersinia pestis.

Bakteri tersebut ditemukan oleh seorang ahli Biologi asal Prancis, Alexandre Yersin, pada akhir abad ke-19.

Baca Juga: Munarman Dituntut Hukuman Mati, Netizen Kaitan dengan Kasus KM50: Harus Dibungkam Selamanya

Bakteri tersebut dapat menyebar melalui udara dan lewat perantaraan kutu dan tikus.

Kedua jenis hama ini dapat ditemukan di abad pertengahan Eropa, khususnya di kapal-kapal laut.

Karena itu, wabah pes mulai menyebar melalui pelabuhan di sekitar Eropa.

Wabah pes kala itu tidak berakhir dengan cepat.’Namun para petugas di pelabuhan Ragusa dapat memperlambat laju penyebaran wabah pes.

Baca Juga: Satpam Resmi Pakai Seragam Warna Krem, Warganet: Kayak Vrindavan

Mereka menerapkan aturan agar para pelaut melakukan isolasi di kapal mereka selama 30-40 hari.

Aturan tersebut masih berlaku hingga saat ini.

Proses sanitasi modern, praktik kesehatan umum, dan obat-obatan saat ini terbilang cukup ampuh dalam menghambat laju wabah pes.

Sayangnya, walau epidemi black death terjadi pada awal 1350-an, wabah pes tersebut masih terjadi hingga saat ini.

Baca Juga: Edy Mulyadi Ditahan, Adhie Massardi: Gak Masalah, Kami Lawan KKN dengan Pemain Tersisa!

WHO memperkirakan 1.000 hingga 3.000 kasus pes terjadi setiap tahunnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah