Network
GALAMEDIA - Pagi ini pukul 05.50 waktu Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.
Dikutip dari DailyMail, Kamis 24 Februari 2022, Putin menyebut langkah Rusia ini sebagai 'operasi militer khusus' dengan tujuan 'demiliterisasi', bukan menduduki Ukraina.
Putin memerintahkan personel militer Ukraina untuk meletakkan senjata dan pulang dalam pidato pernyataan perangnya yang ditayangkan secara nasional pagi tadi.
Baca Juga: Persib Ditinggal 3 Pemain Jelang Laga Kontra Persela
Putin mengatakan Rusia tidak dapat eksis dengan 'ancaman konstan dari wilayah Ukraina' dan bentrok antara tentara Rusia dan Ukraina tak akan terhindarkan.
Menanggapi pernyataan perang Putin ini Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutuk 'serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan' dari Rusia.
“Presiden Putin telah memilih perang terencana yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia yang sangat besar,” uajr Biden dari Gedung Putih, Kamis ini.
Baca Juga: Menuju Bank Hybrid, Bank bjb Gandeng Entitas IT Berkelas
“Rusia bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat serta Sekutu dan mitranya akan merespons dengan bersatu dan tegas. Dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia.”
Biden mengatakan akan memantau situasi dari Washington, DC bersama tim keamanan nasional.
Biden juga memastikan negara-negara G7 akan mengumumkan konsekuensi lebih lanjut bagi Rusia dari Amerika Serikat, Sekutu dan mitra keduanya.
Baca Juga: Unggahan Budiman Sudjatmiko Perjelas Simbol Bintang Gatotkaca Tak Tiru Captain Marvel
“Kami akan berkoordinasi dengan NATO untuk memastikan respons yang kuat menghalangi setiap agresi terhadap Aliansi ini. Malam ini, Jill (Biden) dan saya berdoa untuk mereka yang berani di Ukraina," tambah Biden.
Hanya beberapa menit setelah pidato publik Putin, ledakan terdengar di ibu kota Kiev serta kota Kramatorsk di Ukraina tengah, dan Odessa di selatan.
Di seluruh Ukraina, rudal jelajah dan balistik Rusia menghancurkan infrastruktur militer dan fasilitas penting yang strategis, demikian menurut sumber tidak resmi Rusia.
Baca Juga: Mengenal Arnold Putra, Desainer Nyentrik Indonesia yang Terseret Kasus Organ Manusia di Brasil
Mariupol, di Laut Hitam 50 mil dari perbatasan Rusia, mendapat serangan paling ‘ganas’. Lokasi strategis ini menjadi akses laut republik Donbas.
Seorang wanita di ibu kota Ukraina mengaku terbangun karena suara ledakan.
“Saya di pusat Kyiv. Saya mendengar suara ledakan di kejauhan dan sirene ambulans," ujarnya. Ledakan juga dapat terdengar dari Ukraina di kota Belgorod, Rusia.
Baca Juga: Menag Bandingkan Adzan dengan Gonggongan Anjing, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid: Banyak-banyak Istighfar
Dalam pernyataan perangnya Putin mengatakan Rusia berada dalam ancaman yang konstan dari Ukraina.
“Saya telah memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus. Rusia tidak bisa eksis dengan ancaman konstan yang berasal dari wilayah Ukraina.”
Sebelumnya ledakan terdengar di dekat kota pelabuhan Mariupol di Ukraina. Berikutnya pagi ini warga kota tenggara Ukraina terbangun pukul 03.30 pagi oleh suara ledakan 30 mil dari perbatasan Rusia.
Baca Juga: Nyatakan Mundur dari Capres 2024, Giring: Bismillah, dengan Segala Kerendahan Hati
Rekaman video menunjukkan asap membubung ke langit malam dekat Mariupol, tetapi belum dikonfirmasi apakah itu akibat penembakan.
Putin awal pekan ini mengatakan keinginan Rusia mengambil alih Pelabuhan Laut Azov, Mariupol, yang menangani 50 persen ekspor baja dan mineral Ukraina.
Ledakan hari ini terjadi hanya beberapa jam setelah AS memperingatkan pemerintah Ukraina bahwa pasukan Putin siap menginvasi dengan 80 persen tentara Rusia dalam posisi siaga perang.***
