Meski belum jelas dampak keputusan Turki untuk menutup selat itu terhadap konflik tersebut, namun enam kapal perang Rusia dan sebuah kapal selam telah transit di selat Turki bulan ini.
Pengumuman Cavusoglu datang tak lama setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pemerintahnya akan menggunakan otoritas yang diberikan kepada negara kita oleh Konvensi Montreux mengenai lalu lintas maritim di selat dengan cara yang akan mencegah krisis meningkat.
Dia menegaskan, Turki tidak akan menyerah pada hubungannya dengan Rusia atau Ukraina.
“Kami tidak akan mengkompromikan kepentingan nasional kami. Tetapi kami tidak akan mengabaikan keseimbangan regional dan global. Kami mengatakan bahwa kami tidak akan menyerah baik Ukraina maupun Rusia,” katanya.
Baca Juga: Jelang Laga Persib vs Persija 1 Maret 2022, Robert Alberts: Kami Tahu Permainan Persija
Sebagai anggota NATO, Turki telah berusaha untuk menyeimbangkan komitmen Barat serta hubungan dekatnya dengan Moskow.
Erdogan menganggap, serangan Rusia di wilayah Ukraina tidak dapat diterima dan menyerukan negosiasi dengan itikad baik dari semua pihak.***