Indonesia Sukses Menggelar Perhelatan GPDRR Ke-7

- 20 Juni 2022, 11:39 WIB
Suasana diskusi panel Global Platform For Disaster Risk Reduction ke-7 di hall Nusa Dua, BNDCC
Suasana diskusi panel Global Platform For Disaster Risk Reduction ke-7 di hall Nusa Dua, BNDCC /ANTARA FOTO

Baca Juga : Keren! Album Proof BTS Puncaki Chart Billboard 200, Jadi Album Grup Musik Terlaris
 
Terkait hal ini, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong menyampaikan bahwa dari setiap acara yang sukses, termasuk Konferensi GPDRR, memiliki dua hasil yang berharga.

Pertama, menunjukkan kemampuan Indonesia untuk mengorganisir sebuah acara internasional yang akan membuat komunitas global mempercayai Indonesia sebagai tuan rumah atau penyelenggara di masa depan. Kedua adalah substansi acara, yaitu tujuh rekomendasi yang dihasilkan dari konferensi GPDRR dapat disampaikan dengan baik kepada masyarakat, sehingga mampu mendorong partisipasi publik.
 
Selain respon positif, GDPRR Bali juga melahirkan tujuh rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi Berkelanjutan. Rekomendasi tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, saat penutupan GPDRR, Jumat 27 Mei 2022, di Bali Nusa Dua Convention Centre.
 
Ketujuh rekomendasi tersebut adalah, pertama, pengurangan risiko bencana perlu diintegrasikan pada kebijakan-kebijakan utama pembangunan dan pembiayaan, legislasi, dan rencana pencapaian agenda 2030. Suharyanto mengatakan, Platform Global menyerukan transformasi mekanisme tata kelola risiko untuk memastikan pengelolaan risiko merupakan tanggung jawab bersama lintas sektor, sistem, skala, dan batas.

Baca Juga : Teja Paku Alam Masih Cedera, Pelatih Kiper Persib Tidak Risau karena Alasan Ini
 
Kedua, perubahan sistemik yang dapat memperhitungkan kerugian yang sesungguhnya dari bencana dan kerugian dari ketiadaan aksi, serta membandingkannya dengan investasi dalam pengurangan risiko bencana.

Ketiga, platform global yang diselenggarakan antara COP 26 dan 27 beberapa waktu lalu, mencermati tingkat emisi saat ini jauh melebihi upaya mitigasi. Platform global meminta pemerintah untuk menghormati komitmen yang dibuat pada kesepakatan di Glasgow untuk meningkatkan pembiayaan dan dukungan untuk adaptasi dan resiliensi.


Keempat, menerapkan pendekatan partisipatif dan berbasis Hak Asasi Manusia (HAM), untuk memasukkan semua sesuai prinsip "Tidak ada apa-apa tentang kita, tanpa kita" dalam perencanaan risiko bencana dan implementasinya pada masyarakat yang berisiko. "Harus ada komitmen ulang terhadap keterlibatan masyarakat dan pengurangan risiko bencana yang digerakkan oleh masyarakat serta mendukung struktur lokal yang ada dan membangun resiliensi," tutur Suharyanto.

Baca Juga : Liverpool Rekrut Calvin Ramsay, Remaja 18 Tahun Bintang Klub Skotlandia Aberdeen

Kelima, Platform Global memberikan rekomendasi yang dapat mendukung pelaksanaan seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk memastikan setiap orang di muka bumi dilindungi oleh sistem peringatan dini dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
 
Keenam, potensi pembelajaran transformatif dari pandemi COVID-19 harus diterapkan sebelum jendela peluang tersebut tertutup. Suharyanto mengatakan, ada kebutuhan untuk mendorong sistem manajemen risiko bencana yang adaptif dan responsif dengan kolaborasi multipemangku kepentingan disertai dengan empati, solidaritas, kerja sama, dan semangat kesukarelaan khususnya untuk mengatasi ketidakadilan. Dan rekomendasi ketujuh adalah pelaporan yang komprehensif dan sistematis terhadap semua target kerangka kerja Sendai untuk memahami dengan jelas tantangan dan hambatan.***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah