Menurutnya, Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pengembangan industri pengolahan kopi, karena memiliki kekayaan sumber daya alam sebagai potensi bahan baku dan didukung pasar yang besar.
Oleh karena itu perlu upaya strategis seperti hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk kopi Indonesia.
"Selama ini, kebijakan hilirisasi industri telah memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional, mulai dari meningkatnya penerimaan devisa hingga penyerapan kerja," tuturnya.
Kepala BPSDMI menegaskan, hilirisasi industri bisa berjalan baik karena salah satunya ditopang dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Hal ini terkait untuk pemanfaatan teknologi dan dalam upaya menciptakan inovasi.
"Dengan terpenuhinya aspek-aspek tersebut, kami optimistis industri nasional bisa lebih berdaya saing global. Apalagi, industri merupakan motor penggerak utama perekonomian nasional,"tuturnya.
Guna menunjang kinerja industri pengolahan kopi, BPSDMI Kemenperin memiliki program Diklat 3 in 1 Pengolahan dan Penyajian Kopi (Barista). Diklat 3 in 1 meliputi pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja di industri.
Program Diklat 3 in 1 Barista telah diselengarakan beberapa waktu lalu oleh BDI Makassar yang bekerjasama dengan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam dan Maritim (BBIHPMM) Kemenperin serta Pemerintah Provinsi Lampung.
Baca Juga: Asus Rog Phone 5 Murah Harga Terbaru dan Spesifikasi Lengkap